BERITATAPANULI.COM, Tapanuli Tengah – Setelah ditemukan pada Selasa (28/5) pagi oleh wisatawan, identitas mayat yang mengapung di Perairan Pulau Putri akhirnya berhasil diungkap oleh Polres Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Pengungkapan mayat yang sebelumnya tanpa identitas itu, diperoleh dari press release Paur Humas Polres Tapteng Iptu Rensa Sipahutar, Rabu (24/5).
Lebih rinci, ia menerangkan mayat yang ditemukan dengan kondisi tangan terikat itu diketahui bernama Abdul Bahri Simanungkalit (50) warga Lingkungan I, Batu Mandi, Kelurahan Lubuk Tukko, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapteng.
“Keterangan awal diperoleh dari kakak kandung korban, Nursabina Simanungkalit. Korban terakhir kali terlihat Jumat 24 Mei 2019 sekitar pukul 20.00 WIB,” jelas Rensa.
Dikatakan Rensa, sebelum ditemukan terapung di Perairan Pulau Putri, korban saat itu diketahui emosi dan mengancam akan membunuh ibu kandungnya di dalam rumah dengan sebilah pisau.
“Korban mengalami depresi (gangguan jiwa) kurang lebih sudah 10 tahun dan sifatnya yang menonjol mudah marah sehingga sering mengganggu tetangga,” beber Rensa.
Rensa menambahkan, setelah korban marah-marah di depan ibunya, warga sekitar pun menyerahkan korban kepada abangnya yakni Saidun Simanungkalit.
Oleh sang abang, korban pun selanjutnya diikat di bagian tangan dan kaki menggunakan tali rapia yang kemudian dimasukkan ke dalam rumah.
“Setelah peristiwa itu, saksi (Nursabina) belum menemukan keberadaan dan kegiatan korban setelah diikat oleh Saidun hingga sampai ditemukan mengapung di perairan Pulau Putri,” jelas Rensa.
Sebelumnya, pemberitaan penemuan mayat di perairan Pulau Putri melalui media cetak dan online sempat menghebohkan warga Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Pada berita itu disebutkan bahwa mayat berjenis kelamin laki-laki ditemukan mengapung oleh wisatawan yang hendak ke pulau Mursala.
Mayat yang diperkirakan berusia 40 tahun itu ditemukan dalam kondisi tangan dan kaki diikat pakai tali rapia dan mulut ditutup pakai lakban, serta terdapat alat pemberat di tubuh korban.
“Sejauh ini penyidik masih mengumpulkan keterangan dari keluarga terdekat korban. Sementara, mayat sudah dibawa ke RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar untuk diotopsi,” ungkap Rensa.
Setelah memeriksa saksi dan mengumpulkan beberapa barang bukti, jajaran Polres Tapanuli Tengah, Sumatera Utara akhirnya berhasil mengungkap penyebab tewasnya Abdul Bahri Simanungkalit (50).
Abdul Bahri yang merupakan warga Lubuk Tukko, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapteng ini sebelumnya ditemukan terapung di perairan Pulau Putri pada Selasa (28/5) pagi.
Saat ditemukan oleh wisatawan dan di evakuasi oleh Tim SAR, kondisi mayat Abdul ketika itu sangat memprihatinkan.
Dari beberapa bagian tubuh, tangan dan kaki korban diikat dengan tali. Bahkan pada mulut korban terdapat lakban yang masih menempel.
Kapolres Tapteng, AKBP Sukamat melalui Kasat Reskrim AKP Dodi Nainggolan menyebutkan, selain berhasil mengungkap penyebab kematian korban, polisi juga mengamankan 2 orang pelaku yang diduga otak pembunuhan Abdul Bahri Simanungkalit.
Disebutkan, 2 pelaku yang diduga penyebab kematian Abdul merupakan abang kandung korban sendiri beserta keponakannya.
“Abang korban yakni SS alias BS bersama keponakannya NS alias TR sengaja membawa korban ke tengah laut untuk ditenggelamkan,” sebut Dodi, Rabu (29/5) malam.
Dodi mengatakan, dari keterangan pelaku, SS adalah pelaku yang mengikat tangan korban ke belakang serta mengikat kedua kakinya menggunakan tali rafiah.
“Setelah diikat, mulut korban ditutup dengan kain daster warna biru kemudian melakbannya,” terang Dodi.
Setelah itu, kata Dodi, SS kemudian mengajak NS alias TR yang juga keponakannya untuk membawa korban ke atas boat.
“Lalu SS mengikatkan beberapa batu ke tubuh korban lalu membuang korban di tengah laut dalam keadaan hidup-hidup,” jelasnya.
Menurut AKP Dodi Nainggolan, motif sementara pembunuhan terhadap Abdul karena dinilai sudah membuat resah warga. Semasa hidup, korban sering melempari rumah tetangga.
“Keluarga juga sudah sangat resah karena ulah korban yang mengidap penyakit kejiwaan karena depresi,” kata Dodi.
Pun demikian, hingga saat ini polisi masih menunggu hasil otopsi korban dari RSU Rajamin Saragih Pematang Siantar.
“Kedua pelaku sudah kita diamankan di Polres Tapteng,” ungkap Dodi. (BT)