BeritaTapanuli.com, Sibolga – Puluhan sopir truk ekspedisi kembali menggelar aksi mogok dengan cara memarkirkan kendaraannya di Pelabuhan Sibolga, Kota Sibolga, Sumatera Utara, Rabu malam (23/9/2020).
Aksi itu mereka lakukan, sebagai bentuk protes akibat mahalnya biaya pemeriksaan tes untuk mendeteksi covid-19 menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction), atau biasa disebut dengan tes swab, sebagai syarat untuk diperkenankan menyeberang ke Pulau Nias.
Sihombing, salah satu perwakilan sopir, secara tegas mengatakan, pihaknya tidak sanggup membiayai tes swab. Sebagaimana biaya yang dibebankan sepengetahuannya mencapai Rp 1,8 juta.
“Kalau gak salah biayanya mencapai Rp1,8 juta, manalah sanggup kami membayar itu,” kata Sihombing.
Lebih lanjut dia mengatakan, sebelumnya para sopir juga sudah membuat surat kesehatan dan melakukan rapid test, karena harganya lebih terjangkau.
“Kami membawa barang ke Pulau Nias jadi dengan adanya tes swab yang harganya mencekik itu, ya kami mogok kerja dululah, gak sanggup kami,” lanjutnya mengeluhkan.
Mereka pun berharap, pemerintah setempat, dapat memberikan solusi kepada para sopir yang notabene hanya pekerja kasar.
“Mau bagaimana lagi bang, kami ini cuma makan gaji, satu trip biaya perjalanan kami cuma Rp500 ribu, itupun dibagi dua dengan sopir yang ada di Nias jadi Rp250 ribu per supirnya. Sementara harga tes swab semahal itu, siapalah yang sanggup,” tambahnya.
Masih lanjut J Sihombing, sampai saat ini belum ada solusi dari pihak kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sibolga.
“Belum ada sampai malam ini solusi buat kami para sopir. Pokoknya kami mogok kerjalah dulu semua,” pungkasnya.
Sementara itu, pria berinisial E, selaku pihak pengusaha logistik di Kota Sibolga menuturkan bahwa, dirinya juga dirugikan dengan mahalnya tes swab tersebut.
“Taulah pak zaman covid-19 ini, perekonomian semakin sulit, ditambah lagi dengan biaya seperti ini yang sangat mahal,” timpalnya. (R)