BeritaTapanuli.com – Hubungan Amerika Serikat (AS) dengan Israel tentu bukan hal yang baru lagi dalam hubunguan internasional.
Bahkan, secara kasat mata, terlihat seperti kakak adik yang tak terpisahkan, meski berbeda pandangan politik.
Belakangan ini, gejolak Israel dengan Palestina melibatkan Hamas tentu membutuhkan energi yang kuat.
Tak sedikit yang menjadi korban akibat ketegangan tersebut. Mulai dari pihak Palestina juga Israel.
Melansir dari CNNIndonesia, pihak berwenang Palestina menyebut serangan Israel ke Gaza menewaskan 254 warga, termasuk 66 anak, di wilayah itu.
Sementara dari sisi Israel, konflik telah merenggut 12 nyawa, termasuk satu anak, seorang remaja, dan seorang tentara Israel.
Kendati demikian, gencatan senjata pun berhasil dilakukan setelah 11 hari.
Terkait hal itu, Amerika Serikat pun berjanji akan membantu Israel untuk mengisi kembali sistem pertahanan rudal Iron Dome.
Hal itu diutarakan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, saat menerima kunjungan Menhan Israel, Benny Gantz, di Washington pada Kamis (3/6).
Lloyd menegaskan kembali bahwa Washington mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri, tetapi langkah itu pun harus melibatkan pemulihan kepercayaan dengan pihak Palestina.
“Presiden telah menyatakan dukungan penuhnya untuk mengisi kembali sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel, yang menyelamatkan begitu banyak nyawa tak berdosa selama konflik terbaru,” kata Austin kepada Gantz dikutip dari AFP.
“Sekarang untuk ke depannya, kami menginginkan keamanan yang abadi bagi Israel dan Palestina. Seperti yang dijelaskan Menlu AS, Antony Blinken, di Israel pekan lalu, banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk membangun kembali kepercayaan dan menciptakan kondisi untuk terlibat kembali dengan cara yang berarti di jalan menuju solusi dua negara,” katanya menambahkan.
Dalam kesempatan itu, Lloyd juga menegaskan kembali dukungan AS terhadap Israel terlepas dari siapa pun pemimpinnya kelak.
Hal itu diutarakan Lloyd ketika pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tengah berada di ujung tanduk karena gagal membentuk kabinet baru usai menang pemilu Maret lalu.
Akibat kegagalan itu, Presiden Reuven Rivlin memberi mandat kepada pesaing Netanyahu, Yair Lapid, untuk membentuk kabinet pemerintah baru.
Saat ini, Lapid mengklaim berhasil membentuk koalisi untuk menendang Netanyahu dari pucuk kepemimpinan yang dipegang selama 12 tahun terakhir.
Jika koalisi pemerintahan bentukan Lapid dikonfirmasi parlemen Israel, Knessett, itu akan mengakhiri pemerintahan Netanyahu.
Sementara itu, Gantz berada di Washington tepat ketika Lapid mengumumkan koalisi pemerintahan barunya. (*)