Begini Tanggapan Warga Pasca Pernyataan Walikota Sibolga Soal Bendera

  • Whatsapp

BeritaTapanuli.com, Sibolga – Beberapa warga menyayangkan pernyataan Wali Kota Sibolga, Syarfi Hutauruk terkait pemasangan bendera merah putih menyambut perayaan HUT ke-74 Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2019.

Sebab, dalam pernyataannya itu, wali kota langsung menuduh salah satu kelompok etnis tertentu enggan memasang bendera merah putih.

“Seperti yang kami baca di beberapa media online yang ada dibagikan di laman facebook, wali kota kecewa karena sesuai pantauannya banyak warga etnis tertentu di Kelurahan Pasar Baru yang tidak memasang bendera di depan rumah ataupun tokonya,” ujar Jhon Foster (30), warga Kota Sibolga, Senin (19/8/2019).

Baca juga  100 Kepala Keluarga Terima Tali Asih dari Bupati Tapteng

Pria yang berprofesi sebagai penarik becak bermotor itu mengaku merasa risih membaca berita tersebut. Menurutnya, wali kota sebagai kepala daerah dan pemerintahan mestinya mengayomi seluruh elemen masyarakat. Apalagi, Sibolga adalah daerah yang bermotto “Negeri Berbilang Kaum”.

“Ini kok kepala daerah yang justru menyudutkan satu kaum tertentu. Kan ada bahasa yang lebih sejuk dan santun, tanpa harus menyebutkan langsung satu kelompok. Padahal, ternyata banyak juga warga lain yang tidak memasang bendera kok,” katanya.

Selain itu, pernyataan wali kota dalam berita itu juga terkesan menunjukkan sentimentil ekonomi.

“Ada juga disebutkan; mereka cari makan, kaya, dan dapat uang di sini, tapi cinta tanah airnya kurang. Itu kan bahasa yang kasar, kayak ada sentimennya,” tutur Jhon Foster.

Baca juga  Angin Puting Beliung Terbangkan Atap Rumah Warga Sejauh 50 Meter

Warga lainnya, K Hutagalung (45), membenarkan adanya imbauan untuk pemasangan bendera merah putih dalam menyambut momentum “17 Agustus”.

Namun perlu dipertanyakan, apakah aparat pemerintah sesuai jenjangnya sudah menyosialisasikannya secara maksimal?

Imbauan itu belum tentu sampai ke seluruh warga. Sebab, warga lainnya pun banyak yang tidak pasang bendera.

“Hal itu bukan mutlak menjadi satu-satunya tolak ukur rasa nasionalisme, pancasilais, dan kecintaan terhadap tanah air,” katanya. (wan)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan