BeritaTapanuli.com – Indonesia, Kuwait, dan Afrika Selatan merupakan sejumlah negara yang mendukung kemerdekaan Palestina dan saat ini tengah menjabat sebagai anggota tidak tetap DK PBB.
Ketiga negara itu mengajukan sebuah rancangan pernyataan sebanyak lima paragraf kepada 12 anggota DK PBB lainnya.
Keprihatinan serius terhadap penggusuran sejumlah perumahan warga Palestina di Sur Baher, selatan Yerusalem, pada awal pekan ini.
Pernyataan itu juga memperingatkan Israel bahwa penggusuran itu “merusak proses solusi dua negara dan prospek menuju perdamaian yang adil dan abadi.
Namun, Amerika Serikat menggagalkan upaya Indonesia, Kuwait, dan Afrika Selatan untuk mendorong Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan pernyataan kecaman terhadap Israel atas penggusuran perumahan Palestina di Yerusalem, Rabu (24/7).
Dilansir Reuters, pernyataan seperti itu harus mendapat persetujuan secara konsensus jika ingin dijadikan sebagai pertanyaan resmi DK PBB. Sementara itu, AS menyatakan tidak dapat mendukung draf pernyataan itu.
Ketiga negara penggagas pun sempat merevisi draf dokumen menjadi hanya tiga paragraf. Namun, sejumlah diplomat di DK PBB menuturkan AS tetap tidak setuju terhadap rancangan pernyataan yang akan menyudutkan Israel, sekutu terdekatnya itu.
Dalam rapat DK PBB pada Selasa pekan ini, utusan Presiden Donald Trump untuk Timur Tengah, Jason Greenblatt, menuturkan rencana perdamaian Israel-Palestina tidak bisa hanya mengandalkan konsesus global, hukum internasional yang tidak konklusif, dan resolusi DK PBB “yang tidak jelas.”
Greenblatt berkeras AS akan “segera” merilis komponen politik yang terdapat dalam rencana perdamaiannya bagi Israel-Palestina. Rencana tersebut telah lama ditolak otoritas Palestina lantaran dinilai bias dan pro-Israel
Sementara itu, penggusuran perumahan warga Palestina oleh Israel bukan yang pertama kali terjadi. Tindakan semacam itu telah lama memicu kritik hingga kecaman komunitas internasional.
Penggusuran pada awal pekan ini dilakukan otoritas Israel karena menganggap rumah-rumah warga Palestina di daerah Sur Baher dibangun terlalu dekat degan tembok perbatasan negaranya.
Sementara itu, Palestina menuduh Israel menggunakan alasan keamanan untuk menggusur warganya dari daerah itu, demi memperluas pemukiman ilegal Yahudi di Yerusalem.
Para warga setempat juga menunjukkan bahwa rumah-rumah mereka itu dibangun di wilayah yang seharusnya berada di bawah kendali otoritas Palestina berdasarkan perjanjian antara Israel-Palestina. (int)