BeritaTapanuli.com, P. Sidimpuan – Alasan kekurangan dan kebutuhan ruang kelas baru, sejumlah orang tua siswa Madrasah Tsanawiah (MTs) Negeri 2 Padangsidimpuan dibebankan dengan dalil sumbangan.
Tidak tanggung tanggung, para orang tua diminta untuk menyumbang uang senilai Rp400 ribu.
Salah satu orang tua siswa MTs Negeri 2 Padangsidimpuan bernama G Hasibuan (48) mengatakan, anaknya memberitahukannya agar orang tua membayarkan sejumlah uang dalam bentuk sumbangan sebesar Rp 400 ribu.
Tujuannya untuk pembangunan ruang kelas baru yang akan digunakan untuk siswa kelas VIII.
“Saya heran, kenapa sekolah berstatus negeri meminta sumbangan kepada orang tua siswa untuk pembangunan kelas baru. Dan jumlahnya juga ditentukan. Seharusnya yang namanya sumbangan itu bentuknya sukarela,” ujar Hasibuan kepada wartawan, Sabtu (6/11).
Ia juga mengatakan, sesuai isi surat yang diterimanya menerangkan, sesuai hasil rapat pengurus komite dan orang tua serta wali kelas VIII pada 19 Agustus 2021, yang menyepakati bahwa akan diadakan pembangunan satu ruangan kelas dengan biaya Rp 200 juta, maka untuk kelas VIII untuk dapat menyumbangkan sebesar Rp400 ribu per siswa.
“Dikondisi masa Pandemi COVID-19 saat ini, sangat tidak baik, jika komite sekolah atau pihak sekolah menyetujui untuk melakukan pemungutan uang dalam bentuk sumbangan seperti ini. Karena, tidak semua orang tua siswa (sesuai isi surat) mampu membayarnya,” kata Hasibuan.
Hasibuan meminta agar komite sekolah dan pihak sekolah mengevaluasi ulang soal sumbangan tersebut. Apalagi, sudah ada sebagian orang tua siswa yang memberikan sumbangan tersebut.
“Ini kan sekolah negeri, kan bisa diajukan ke pemerintah soal kekurangan ruang kelas tersebut. Dan jangan sampai membebani orang tua siswa. Apalagi sekarang banyak yang sedang dalam keadaan susah. Dan saya tidak setuju dengan praktik tersebut,” ungkapnya.
Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Padangsidimpuan Ummi Kalsum mengatakan, “benar adanya permintaan sumbangan sesuai dengan isi surat tersebut.”
Lanjut Ummi, tapi itu adalah kesepakatan antara orang tua siswa dengan komite sekolah. Dan kami hanya sebagai penyedia tempat yang akan dibangun.
“Ya, kalau tidak ada yang tidak mampu juga tidak dipaksakan. Dan uang yang terkumpul dari sumbangan tersebut saat ini sudah ada sekitar Rp8 juta,” ujar Ummi.
Ummi menerangkan, inisiatif untuk pembangunan ruang kelas baru itu, karena ada sebagian siswa Kelas VIII yang harus belajar di Musala sekolah, karena keterbatasan ruang kelas.
Sementara itu Ketua Komite Sekolah Ali Hotma Tua Hasibuan, yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Kota Padangsidimpuan dari PDI Perjuangan mengatakan, dia juga membenarkan adanya permintaan sumbangan untuk pembangunan kelas baru tersebut.
“Namun saat rapat komite dengan para orang tua siswa saya tidak menghadirinya. Dan memang inisiatif ini berasal dari orang tua siswa juga,” kata Ali.
Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Padangsidimpuan Sarifuddin Siregar mengatakan, akan mencari tahu soal kebenaran tersebut. Dan menurutnya, hal itu tidak boleh dilakukan.
“Saya masih mencari tahu, dan itu tidak boleh dilakukan, itu kerjaan yang salah,” kata Sarifuddin. (R)