BeritaTapanuli.com, Sibolga – Sekelompok warga yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Peduli Pembangunan Kota Sibolga menyoroti proses pembangunan gedung Pasar Sibolga Nauli.
Para warga tersebut Erwin Simbolon, Ucok Kelewang, Parlindungan Pasaribu (Ketua Ranting Pemuda Pancasila Aek Manis), beberapa pengurus DPC Kamtibmas Indonesia Sibolga, dan juga seorang pengurus BaraJP Sibolga.
Pasalnya, kata mereka, puluhan Ton besi eks bangunan pasar diduga digelapkan atau raib sebelum ditenderkan.
Adapun pengerjaan proyek saat ini dikerjakan oleh PT Tureloto Battu Indah.
“Puluhan ton besi dari eks bangunan Pasar Sibolga Nauli diduga raib sebelum ditenderkan. Kami menduga itu digelapkan. Sepengetahuan saya, lelangnya di bulan Juni 2021, tetapi pada 10 Mei 2021 yang lalu, kami ikuti ada mobil mengangkut besi keluar dari Pasar Sibolga Nauli,” kata Erwin Simbolon kepada wartawan, Senin (12/7/2021).
Dijelaskan mereka, saat itu mobil pengangkut besi itu keluar dari Pasar Sibolga Nauli sampai ke Sarudik, kemudian mobil itu pergi lagi ke arah Sibolga dan behenti di Simpang Jalan VI, persis di depan eks SPBU Sibolga. Mobil itu kemudian ditutup pakai tenda.
“Yang saya lihat sendiri cuma sekali itu, tapi informasi dari kawan-kawan sudah lebih 10 kali mobil pengangkut besi keluar dari eks Pasar Sibolga Nauli. Kami selidiki sejak Mei 2021, jenis besi yang diangkut itu kami lihat besi rotan (bekas coran) dan juga besi-besi yang besar (H-beam), peralatan eskalator juga pernah kami lihat diangkut pada Mei lalu. Menurut saya, negara telah dirugikan dari aksi kejahatan itu,” kata Erwin.
Hal senada disampaikan Ucok Kelewang menimpali, sebenarnya dia pun berniat ikut menjadi peserta lelang besi tersebut, karena dia mengaku sudah biasa ikut tender besi tua.
“Contoh waktu kantor Kas Negara dibongkar, saya yang jadi pemenang tendernya. Jadi saya juga ingin ikut tender besi eks Pasar Sibolga Nauli. Taksiran saya itu besi sedikitnya 500 ton. Maka kami pun berniat untuk ikut, tapi belakangan kami dapat informasi bahwa lelang sudah selesai,” katanya.
Ironis tentunya, karena besi belum selesai dibongkar, tapi katanya lelang sudah selesai. Tanggal 15 Mei 2021 yang lalu, dia juga melihat besi-besi itu diangkut keluar dari Pasar Sibolga Nauli menggunakan truk colt diesel.
“Waktu itu, saya juga tanyakan ke Pimpinan DPRD, dan kami dapat informasi bahwa besi itu akan dilelang. Tetapi besi dari eks pasar tersebut terus berkeluaran dan kita tak tahu kemana besi itu dibawa. Yang jelas besi itu dibawa keluar dan ditimbang di Sarudik. Fotonya ada, videonya juga ada sama kita,” terang Ucok Kelewang.
Menurut dia, proses lelang besi tersebut kesannya juga seperti tertutup. Pihaknya dapat informasi bahwa lelang berlangsung pada 26-28 Juni 2021 dengan taksiran harga Rp746.225.000.
“Bagi kami, harga ini tentunya sangat menguntungkan. Tetapi sayangnya, sebelum dilelang, besinya udah pada keluar. Saya juga menduga telah terjadi penggelapan terhadap barang negara. Seperti rolling door, eskalator, robot eskalator, besi H, besi rotannya semua habis. Ada yang sempat saya lihat di Jalan Iyu Sibolga,” terang dia.
Ucok juga menyoroti tentang penulisan KUHP 551 di pintu masuk eks Pasar Sibolga Nauli. Menurut dia, hal itu sangat tidak pantas, karena itu proyek pemerintah.
Bagaimana masyarakat ingin masuk ke dalam dan melakukan pengawasan. Jadi hal itu sangat tidak cocok dan sepertinya ada kejanggalan.
Ketua Ranting Pemuda Pancasila Aek Manis, Parlindungan Pasaribu menambahkan, selaku masyarakat Sibolga, dia merasa dibodohi. Ia juga membenarkan bahwa dia ikut membuntuti mobil pengangkut besi tersebut.
“Kami ikuti sampai ke Sarudik (ditimbang), kemudian dibawa lagi. Lalu kami tanya, dan katanya sudah ada surat jalannya, dan saat itu ada pengawalnya petugas sekurity.” kata Parlin.
Perwakilan PT Tureloto Battu Indah, Nazwan, ketika dikonfirmasi terpisah menjelaskan bahwa tidak ada persoalan dalam proses lelang besi eks Pasar Sibolga Nauli, sebagaimana dilansir media ini dari medanbisnisdaily.com.
Menurut Nazwan, yang keberatan terhadap aset daerah itu ada dua pihak. Pertama Pemkot Sibolga, dan pemenang lelang. Jika kedua belah pihak tidak berkeberatan, berarti tidak ada masalah.
Dia pun mempersilakan wartawan untuk konfirmasi ke Pemkot Sibolga, apakah merasa ada kehilangan barang atau tidak. Kalau tidak ada merasa kehilangan berarti tidak ada masalah.
Kemudian, silakan juga konfirmasi ke pemenang lelang, kalau pemenangnya juga merasa tidak ada kekurangan barang, maka tidak ada masalah.
“Kebetulan saya sebagai pemenang lelang, saya merasa tidak keberatan dengan keadaan ini. Jadi berapa pun hasil tonase yang didapat, saya merasa tidak kurang, berarti no problem. Tapi kalau kurang dari yang diajukan oleh panitia pada saat lelang, maka saya keberatan,” katanya.
Dia menjelaskan, pada lelang tersebut ada penjelasan tonasenya, hitungan KPKNL saat itu 450 ton. Pihaknya telah menaksir bahwa tonase barangnya lebih, berarti no problem dan tidak ada masalah.
“Pemkot Sibolga juga begitu, dilampirkan semua data barang yang akan dilelang, sehingga kami menilai tidak ada masalah,” ucap Nazwan.
Asisten Administrasi Pembangunan dan Umum Pemkot Sibolga, Hendra Darmalius ketika dikonfirmasi mengaku sedang mengikuti rapat penting di gedung DPRD Sibolga.
“Nanti saya hubungi, saya lagi rapat di gedung DPRD Sibolga,” singkat Hendra. (Red/medanbisnisdaily).