BeritaTapanuli.com – Peristiwa langka dialami sepasang kekasih yang berencana melangsungkan pernikahan mereka.
Sebagaimana biasanya, undangan telah disebar keberbagai sanak saudara mengingat waktu hanya tinggal satu hari lagi.
Namun, tidak disangka calon pengantin pria bernama Dedi Sitohang justru kabur disaat waktu yang sudah ditetapkan sebagai hari pernikahan hanya 1 hari lagi.
Informasi dihimpun dari Tagar.id, disebutkan, pemuda 21 tahun itu, kabur dari kediamannya di Lumban Simbolon, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara pada Senin, 12 Oktober 2020 yang hingga saat ini belum juga diketahui keberadaanya.
Padahal acara tarpasu-pasu (pemberkatan pernikahan) dengan kekasih hatinya inisial LN yang direncanakan akan dilaksanakan pada Kamis, 22 Oktober 2020.
Sementara itu, tepat hari Minggu, 4 Oktober 2020 lalu, keduanya telah melaksanakan acara martumpol (pra nikah) yang digelar di gereja HKBP Dolok Tapian Nauli, Resort Jumaramba.
Hal ini dijelaskan Mursinda Sitohang, 53 tahun, namboru (adik ayah) Dedi Sitohang kepada Tagar, Senin, 19 Oktober 2020 malam.
Disebut, kaburnya Dedi telah membuat pihak keluarga mereka malu karena pihak mempelai pria dianggap seolah tidak bertanggung jawab.
Nursinda, penduduk Desa Sigarang-Garang, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara itu, pun memohon bantuan masyarakat untuk memberi kabar bilamana mengetahui keberadaan keponakannya itu.
“Semua biaya perongkosan akan kami tanggung,” ungkapnya.
Sementara itu, ia juga menceritakan, ayah Dedi meninggal saat Dedi berusia dua tahun. Sejak saat itu ibunya, meninggalkan Dedi. Ia pun diasuh pihak marga Sitohang.
“Ibunya sudah kami anggap meninggal. Tidak tahu di mana sejak saat itu,” kata Mursinda. Dedi pun dirawat oppungnya (nenek), ibu Mursinda di Lumban Simbolon.
Mereka pun menyayangkan peristiwa tersebut apalagi mengingat hubungan Dedi dengan LN sudah cukup lama. Termasuk LN yang sudah sering dibawa Dedi ke rumah oppungnya.
Karenanya pihak keluarga Sitohang menyetujui rencana Dedi menikah dengan LN. Dedi pun mangaluahon (salah satu cara adat menikah pada suku Batak) LN.
Menunggu hari pemberkatan pernikahan, sesuai aturan gereja, LN tinggal di rumah pengurus gereja saat malam hari. Sementara Dedi tetap di rumah oppungnya.
Kaburnya Dedi pertama kali diketahui LN pada Senin, 12 Oktober 2020 pagi. LN yang datang ke rumah Dedi, dari tempatnya menginap di rumah penatua gereja, tidak menemukan Dedi di rumah itu.
LN pun memberitahukan hal itu kepada pihak keluarga Dedi. Pencarian dilakukan, namun hingga kini belum berhasil ditemukan keberadaannya.
Mursinda menyebut, tidak jelas apa alasan Dedi kabur. Sepengetahuannya, tidak ada masalah termasuk untuk biaya pesta.
“Jujur ma. Molo masalah fisik dan materi (kalau masalah fisik dan materi), sepanjang pengetahuan kami keluarga Sitohang, sampai saat ini tidak ada. Kalau antara dia dengan calonnya itu, dialah yang tahu,” kata Mursinda.
Nursindah berharap, warga yang mengetahui keberadaan Dedi memberi bantuan. Dimohon menghubungi nomor teleponnya 0823 7010 2893.
Ciri-ciri Dedi, warna kulit sawo matang, tinggi badan berkisar 150 sentimeter. Pada bagian wajah terdapat bekas cubitan, tanpa tahi lalat. Pungkasnya. (Sumber : Tagar.id)