BeritaTapanuli.com – Pasca berakhirnya SEA Games 2019, kabar mengejutkan datang dari Timnas Vietnam. Pelatih mereka Park Hang-seo dikabarkan menolak medali emas SEA Games 2019 .
Penolakan medali emas SEA Games itu, ternyata, kuat hubungannya, dengan anak asuhnya yang menekel Evan Dimas, hingga cedera dan tidak bisa bermain di menit 12 awal pertandingan.
Padahal, Park Hang-seo menjadi sosok di balik suksesnya timnas U-22 Vietnam meraih medali emas SEA Games 2019.
Meski sukses membawa Vietnam juara, ternyata terdapat satu fakta kurang menyenangkan yang dialami Park Hang-seo di gelaran SEA Games 2019.
Pelatih asal Korea Selatan itu seolah tanpa beban ketika membawa anak asuhnya menang atas Indonesia di partai final.
Sementara, para pemain Vietnam sangat emosional ketika sukses mengakhiri puasa medali emas SEA Games selama 60 tahun.
Menariknya, Park Hang-seo seolah tidak turut larut dalam perayaan para anak asuhnya dengan menolak penerimaan medali.
Dilansir BolaStylo.com dari thethao247.vn, Park Hang-seo sempat menghilang ketika seluruh pemain beserta ofisial tim menerima medali emas.
Namun setelah medali diberikan, Park Hang-seo tiba-tiba muncul kembali dan sudah berada di podium.
Beberapa staf pelatih Vietnam mencoba untuk mengenakan medali emas ke leher Park Hang-seo, tetapi dia secara tegas menolaknya.
Usut punya usut, menurut thethao247.vn, Park Hang-seo tahu bahwa pihak penyelenggara hanya memiliki 25 medali emas.
Sementara itu, total jumlah anggota timnas U-22 Vietnam mencapai 30 orang.
Hal inilah yang membuat Park menolak untuk menerima salah satu medali tersebut.
Secara psikologis, Park Hang-seo dianggap mengerti arti medali SEA Games 2019 untuk para pemain Vietnam.
Dia juga dianggap telah mengerti budaya Vietnam, selalu dekat seperti memiliki hubungan baik dengan para pemain dan staf pelatih tanpa adanya jarak.
Park Hang-seo juga disebut sebagai sosok yang rela berkorban demi meraih tujuan bersama.
Doan Van Hau Bikin Cedera Evan Dimas
Bikin Evan Dimas cedera dan gunakan kursi roda Doan Van Hau : sepak bola tak bisa menghindari tabrakan .
Harapan Indonesia mendapatkan medali emas dalam Cabor sepak bola SEA Games 2019 pupus sudah .
Dalam partai final anak asuh Indra Sjafri dikalahkan oleh Vietnam dengan skor 0-3 .
Pada laga final sepak bola SEA Games 2019 tersebut, Indonesia harus kehilangan salah satu gelandang terbaiknya saat pertandingan berlangsung.
Gelandang andalan skuat Garuda Muda, Evan Dimas tak mampu melanjutkan pertandingan dan harus ditarik keluar di menit ke-19.
Evan Dimas digantikan oleh Syahrian Abimanyu setelah sebelumnya diinjak kaki kirinya oleh gelandang Vietnam Doan Van Hau.
Bahkan seusai pertandingan, Evan Dimas harus menggunakan kursi roda ketika mengambil medali perak.
Ia menaiki kursi roda dan didorong oleh rekan setimnya seusai laga.
Tak ayal, kejadian tersebut membuat masyarakat tanah air geram terhadap hal buruk yang dilakukan oleh Doan Van Hau yang terlihat sengaja menciderai Evan Dimas.
Cederanya Evan Dimas juga dinilai sebagai salah satu alasan Indonesia harus takluk dari Vietnam di laga final tersebut.
Dilansir dari bongdaplus.vn, Doan Van Hau mengungkapkan rasa minta maaf kepada Evan Dimas dan Timnas Indonesia atas apa yang telah dilakukannya pada pertandingan tersebut.
Van Hau menilai hal tersebut merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan dari permainan sepak bola.
“Saya mengatakan sepak bola tidak bisa menghindari tabrakan. Dalam situasi itu, Evan Dimas terluka,” ujar Van Hau.
“Di lapangan ada tabrakan, dalam kehidupan nyata kita masih pemain sepakbola bersama. Saya minta maaf kepada Dimas dan itu adalah pelajaran bagi saya. Saya akan berusaha lebih berhati-hati lain kali,” ungkap Van Hau.
Tak ayal, Van Hau terlihat meminta maaf secara langsung kepada Evan Dimas dengan mendatangi skuat Garuda Muda saat penyerahan medali penghargaan.
Pendapat berbeda justru diungkapkan oleh Mochammad Iriawan selaku Ketua PSSI yang menilai hal tersebut merupakan strategi licik yang dimainkan oleh Vietnam dalam partai final semalam.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan atau Iwan Bule mengatakan aksi mencederai lawan yang dilakukan oleh pemain Vietnam tersebut sudah menjadi bagian dari strategi.
Menurut Iwan Bule, anak asuh Park Hang-seo bermain taktis dengan melakukan hal yang dapat merugikan lawan.
“Mereka bermain taktis. Baru menit ke-12 mereka sudah cederai Evan Dimas. Memang itu yang jadi strategi mereka,” dikutip dari laman resmi PSSI.
Keluarnya Evan Dimas memang membuat permainan Indonesia sedikit berbeda dengan biasanya.
Para pemain Garuda Muda terlihat kesulitan dalam mengalirkan bola dan sering menemui jalan buntu ketika memasuki pertahanan Vietnam.
Hal itu diamini oleh pelatih Indra Sjafri.
Indra Sjafri mengungkapkan, ditariknya Evan Dimas sangat berpengaruh pada permainan tim.
“Ya, dengan cederanya Evan Dimas mengubah semuanya.”
“Apalagi cederanya Evan Dimas terjadi ketika pertandingan baru berjalan sekitar 20 menit,” kata Indra Sjafri, dikutip dari BolasSport.
Terlepas dari kekalahan tersebut, Indra Sjafri mengatakan bahwa skuat asuhannya tampil lebih baik dari dibanding ketika final SEA Games enam tahun yang lalu.
“Jadi prestasi hari ini sebenarnya jauh lebih baik ketimbang 6 tahun sebelumnya. Tapi kita mencoba untuk menjadi lebih baik dengan mengusahakan medali emas, setelah 28 tahun terakhir,” kata Indra, dikutip laman PSSI.
Ketua PSSI Iwan Bule juga mengapresiasi perjuangan para pemain Garuda Muda.
Iapun berpesan kepada para pemain agar tak kecil hati atas kekalahan tersebut karena sudah memberikan yang terbaik.
“Pemain jangan kecil hati, mereka sudah kasih yang terbaik,” kata Iriawan.
Alhasil, kekalahan tersebut membuat Timnas Indonesia harus melanjutkan puasa gelar di cabor sepak bola putra dalam ajang SEA Games sejak tahun 1991. (Sumber : Tribun)