BeritaTapanuli.com, Sibolga – Kadis Kesehatan Kota Sibolga Firmansyah Hulu akhirnya angkat bicara perihal ada anak disebut-sebut sedang mengalami gizi buruk.
Ia mengatakan, seorang anak bernama Ikhsan Marbun (15) warga Jalan Ketapang, Gang Kerinci, Simare-mare, Kota Sibolga itu, bukanlah penderita gizi buruk sebagaimana lazimnya.
Sebab, tidak selamanya soal gizi buruk ini terjadi karena asupan gizi yang kurang. Ia lebih rinci menjelaskan, apabila menderita gizi buruk ada dua penyebabnya. Pertama, karena ada penyakit infeksi, kedua karena asupan gizi yang kurang.
Ditemui di ruangan kerjanya, Senin (18/5), Firmansyah menyebut, derita gizi buruk yang dialami Ikhsan merupakan dampak dari penyakit yang dialaminya sebelumnya.
“Artinya, bahwa yang bersangkutan bukan berstatus sebagai penderita gizi buruk.” Jelasnya.
“Itu hal yang berbeda, sebab status gizi buruk dialami seseorang yang tidak sanggup mencukupi asupan atau nutrisi untuk tubuhnya karena kekurangan ekonomi, padahal sebelumnya dia sehat,” tambah Firmansyah.
Meski hal itu ia pastikan, sebab keluarga Ikhsan sebagaimana juga terdaftar sebagai keluarga penerima PKH.
Sementara untuk kondisi Ikhsan yang saat ini badannya kurus, bukan karena mengalami gizi buruk, namun karena sejumlah penyakit yang dideritanya.
“Kalau dilihat dari kronologisnya, Ikhsan Marbun sudah lama menderita penyakit, dimana tahun 2015 lalu Ikhsan berobat ke Puskesmas Pintu Angin, dan selanjutnya dirujuk ke RSU FL Tobing dengan diagnosa pembesaran abdomen atau pembesaran perut dan bisa dikatakan ada gangguan di saluran pencernaan,” ungkap Firmansyah.
Kemudian, tahun 2017 lalu Ikhsan berobat jalan lagi ke Puskesmas Pintu Angin dengan keluhan yang berbeda dengan yang sebelumnya yakni pembesaran abdomen.
“Namun dia berobat dengan keluhan sesak, sehingga hasil diagnosa menyebutkan yang bersangkutan terkena ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan diare. Berarti ada gangguan di saluran pernafasan dan lagi-lagi ada gangguan di saluran pencernaan,” jelasnya.
Dia menyampaikan, pada tanggal 8 Agustus 2018 atas inisiatif sendiri atau bukan rujukan dari Puskesmas Ikhsan dibawa lagi berobat ke RSU FL Tobing Sibolga dengan keluhan buang air besar (BAB) berdarah dan lagi-lagi ada infeksi di saluran pencernaan, dan berat badannya 25 kilogram.
“Saat itu, Ikhsan opname hingga tanggal 15 Agustus 2018 atau sekitar satu minggu dengan diagnosa TB Primer, anemia, demam thypoid dan juga dilakukan transfusi darah dan pemberian obat anti tuberklosis (OAT) namun tidak selesai,” ujarnya seraya menambahkan pada tanggal 29 Agustus 2019 Ikhsan kembali berobat ke Puskesmas Pintu Angin dengan diagnosa ISPA Akut Acute Nasofaring (Commond Cold).
Jelas Firmansyah, pada tanggal 1 April 2020 Ikhsan kembali sakit dan masuk ruangan IGD RSU FL Tobing Sibolga dengan keluhan muntah, demam tinggi dan BAB berdarah, dan Ikhsan dirawat sampai 17 April 2020.
“Namun sebelum tanggal 17 April 2020 terjadi cardiac rest (12 April 2020), sehingga Ikhsan masuk ruangan ICU, dan selama perawatan di RSU Sibolga Ikhsan tetap diberikan transfusi darah. Diagnosanya yakni colitis, TB, anemia, gizi buruk, efusi plura dan parotitis,” katanya.
Melihat hal itu, Ikhsan akhirnya dirujuk ke RSU Adam Malik pada tanggal 17 April 2020 dan resume diagnosa yakni PSMBA (Pendarahan Saluran Makanan Bagian Atas) ec dd pharises esophagus, ec dd TB Usus, TB paru, gizi buruk dan kepada Ikhsan juga dilakukan transfusi darah.
“Jadi dapat disimpulkan, bahwa Ikhsan mengalami penyakit komplikasi TB paru dengan efusi plura, TB usus dan anemia, artinya gizi buruk yang dialami Ikhsan adalah akibat penyakit yang sudah terlebih dahulu diidapnya,” pungkasnya.
Akibat dari tidak melapor dan tidak mendapat pengobatan setelah pulang dari Medan, sambungnya, maka berat badan Ikhsan kembali menurun sebab sebelumnya sudah ada gangguan pencernaan, pernafasan, kurang darah akibat nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya berkurang.
“Sehingga jikalaupun diberikan asupan gizi terlebih dahulu, tetap akan sia-sia, karena protein itu akan dikeluarkan kembali karena yang bersangkutan mengalami diare,” ujarnya
Seraya mengatakan langkah yang dilakukan saat ini adalah berupaya mengobati penyakit utama yang dideritanya sembari memperbaiki asupan gizinya.
Firmansyah menambahkan, saat ini Ikhsan sudah dirawat kembali di RSU FL Tobing Sibolga setelah pihaknya melakukan pendekatan, sebab awalnya keluarganya menolak.
“Bahkan kita juga sudah melakukan rapid test, sebab mereka baru kembali dari Kota Medan dan hasilnya non reaktif,” imbuhnya.
Firmansyah menegaskan, Pemko Sibolga sendiri sudah berupaya memberikan perhatian dan pengobatan kepada Ikhsan yang sempat berobat ke Puskesmas, ke RSU FL Tobing Sibolga, hingga dirujuk ke RSU Adam Malik Medan.
“Di RSU Adam Malik pun tidak tuntas juga, sebab informasi yang kita dapat, keluarga mengeluh soal ekonomi selama perobatan di Medan,” tandasnya.(Red).