Kisah para Dokter Saat Pakai APD, Harus Tahan ke Toilet hingga Dahaga

  • Whatsapp
Ket. gbr : Tim dokter saat memakai APD (Istimewa)

Surabaya – Saat mengemban tugas ditengah wabah yang melanda dunia, termasuk Indonesia, mengisahkan banyak cerita terutama bagi tenga medis.

Betapa tidak, Alat Pelindung Diri (APD) yang dipakai tenaga medis, dokter untuk menangani dan merawat pasien agar tidak tertular virus Corona.

Jubir Tim Satgas Corona RS Unair dr Alfian Nur Rasyid SpP mengatakan, penggunaan APD tidak boleh terlalu lama. Hanya diperbolehkan antara 6 hingga 8 jam. Dan selama APD tidak robek, dirasa masih aman. Jika robek, maka risiko harus ditanggung yakni tertular virus Corona.

Tim medis yang menggunakan APD di ruang isolasi harus siap menahan dahaga hingga pergi ke toilet. Ini dilakukan karena keterbatasan APD yang ada di rumah sakit. Pemakaiannya pun juga dibatasi saat di ruang isolasi.

Baca juga  Rekontruksi Adik Bunuh Abang Di Taput Digelar

“Kalau masuk ruangan ya harus tahan, baik ke kamar mandi untuk pipis atau haus ya harus ditahan. Kita dibatasi karena untuk penghematan APD,” kata Alfian saat berbincang-bincang dengan detikcom, Selasa (14/4/2020).

Alfian menjelaskan, untuk memakai APD harus mempersiapkan beberapa hal terlebih dulu. Seperti mengisi gizi pada tubuh agar tubuh kuat dan ke toilet terlebih dulu.

“Sebelum menggunakan hazmat, ya kita makan dulu, gizinya dipersiapkan. Nanti setelah itu kita masuk. Terus saat keluar dari ruang isolasi bersih diri (mandi), lalu kita makan lagi,” jelasnya.

Yang tak kalah penting, saat menggunakan APD juga harus tahan panas. Karena seluruh tubuh dari kepala hingga kaki tertutup, seperti masker N95, pelindung mata, face shield, gawn, cemelek atau apron, sarung tangan, pelindung kepala dan sepatu pelindung.

Baca juga  Satu Warga Sibolga Meninggal, Positif Covid-19, Rapid Test Negatif

“Sumuk (panas), gerah panas rasanya. Selama di dalam ya sumuk (Gerah), nggak nyaman,” ceritanya.

Tak jarang, saat menggunakan APD jenis face shield pun, tenaga medis merasa pusing. Itu karena menekan di bagian kepala. Bahkan bekas karet masker atau pelindung mata di wajah terkadang bisa membuat iritasi.

“Face shield, bikin pusing karena karetnya nekan di kepala. Jadi nggak nyaman. Kalau bekas di kulit, kita konsultasi ke dokter kulit. Jika ada iritasi di wajah, biar diberikan terapi sama dokter kulitnya,” ungkapnya.

Sementara itu sebelum keluar dari ruang isolasi pasien, tenaga medis terlebih dulu melepas APD di ruang anteroom (Ruang bersih dalam). Setelah dilepas, APD langsung dibuang ke tempat sampah khusus. (Sumber : Detik.com)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan