BeritaTapanuli.com, Sibolga – Kabar terbaru Batu Meteor Kolang seberat 2,2 Kg yang jatuh menghantam atap rumah Josua Hutagalung sempat viral.
Terkait sejumlah informasi yang beredar di media massa, warga Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapteng, Sumatra Utara (Sumut) itu menepis informasi tersebut.
Sebagaimana batu tersebut menghantam rumah Josua hari Sabtu tanggal 1 Agustus 2020 silam sekitar pukul 16.30 WIB.
Ia pun mengklarifikasi informasi yang beredar tersebut. Josua mengaku hanya menjual seharga seharga Rp 200 juta kepada seorang bule, Jared Collins, yang berbasis di Bali
“Sudah laku terjual lae seharga Rp 200 juta kepada seorang bule,” kata Josua Hutagalung saat dihubungi lewat seluler, Rabu (18/11/2020).
Josua juga mengatakan, bule tersebut langsung datang menjemput batu meteor itu ke rumahnya dan dibayar di sana.
“Orangnya langsung datang membeli ke rumah,” katanya.
Dia menyebut, batu diduga meteor itu sudah terjual pada Agustus 2020.
“Bulan Agustus sudah terjual lae,” katanya, namun tidak mengingat persis hari dan tanggal berapa.
Sementara itu, melansir detikcom, bule pembeli batu diduga meteor itu adalah seorang kolektor asal Amerika Serikat yang sedang berada di Bali.
Bahkan batu tersebut ditulis terjual seharga Rp 26 miliar. Oleh Josua Hutagalung saat dihubungi lewat seluler membantahnya.
Pada Selasa (17/11/2020) sejumlah media Inggris seperti The Sun memberitakan bahwa batu diduga meteor itu dibeli seorang kolektor dari Amerika Serikat seharga 1,4 juta poundsterling (sekitar Rp 26 miliar).
Menurut The Sun, setelah analisis, meteorit tersebut diklasifikasikan sebagai CM1/2 Karbonan Chondrite, varietas yang sangat langka yang diyakini para ilmuwan mengandung asam amino unik dan elemen primordial lain yang diyakini menjadi benih kehidupan di awal tata surya.
The Sun dalam artikelnya yang berjudul”DEAD LUCKY Indonesian coffin maker becomes instant millionaire after £1.4million SPACE ROCK crashes through his roof”, seorang ahli meteorit Jared Collins, yang berbasis di Bali, dikirim oleh kolektor AS bernama Jay Piatek untuk mengamankan meteorit langka tersebut, sekaligus melakukan negosiasi harga.
“Ponsel saya menyala dengan tawaran gila bagi saya untuk naik pesawat dan membeli meteorit itu,” kata Collins.
“Itu terjadi di tengah-tengah krisis COVID dan terus terang itu terjadi antara membeli batu untuk diri saya sendiri atau bekerja dengan ilmuwan dan kolektor di AS,” ujarnya.
“Saya membawa uang sebanyak yang saya bisa kumpulkan dan pergi mencari Josua, yang ternyata adalah negosiator yang cerdik,” terang dia.
Collins kemudian mengirimkan batu luar angkasa itu ke Amerika Serikat, yang dibeli oleh seorang kolektor AS yang menyimpannya dalam nitrogen cair di Pusat Studi Meteorit di Arizona State University.
Sementara media Inggris lainnya, Daily Mail yang juga memberitakan terjualnya batu meteor tersebut dalam artikel bertajuk “Indonesian man becomes an instant millionaire as meteorite worth £1.4m crashes through his roof”.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pemilik usaha peti mati ini mengungkapkan awalnya ia mendengar suara riuh di langit saat dirinya berada di belakang rumahnya.
Dan tidak berselang lama, dentuman keras pun terdengar tepat di samping rumahnya, dan saat diperiksa, atap rumahnya antara ruang tengah dan dapur sudah bolong.
Setelah diperiksa, Josua Hutagalung mendapati tanah di rumahnya sudah berlubang sedalam lebih-kurang 15 sentimeter atau seukuran sejengkal orang dewasa.
Tanah sekitar lubang itu, menurutnya, juga tampak mengering. Saat itu, batu tersebut pun saat dipegang terasa hangat. (r)