BeritaTapanuli.com – Pendiri sekaligus CEO Xiaomi, Lei Jun secara khusus menyebut nama Ellyana Pasaribu, seorang karyawati di PT Sat Nusapersada, pabrik perakitan ponsel Xiaomi di Batam, dalam pidatonya, di China, menyambut ulang tahun Xiaomi ke-10
Lei Jun mencontohkan bagaimana kehadiran Xiaomi bisa mengubah nasib seseorang, lewat kisah hidup Ellyana.
“Ellyana, ibu tiga anak tinggal di Batam, Indonesia. Kehilangan satu-satunya sumber pendapatan keluarga setelah suaminya meninggal beberapa tahun lalu,” kata Jun.
“Setelah Xiaomi membuka lini produksi lokal tiga tahun lalu, Ia mendapatkan pekerjaan yang mengubah hidupnya. Ia jadi mengenal banyak teman di tempat kerja dan melihat dunia lebih luas,” lanjut Lei Jun.
Ellyana pernah diwawancarai oleh KompasTekno saat melakukan peliputan di pabrik perakitan ponsel Xiaomi di Batam, Januari 2019 lalu.
Di rumahnya yang berada di kampung Tiban Lama, Batam, Ellyana bercerita suaminya meninggal pada Juni 2018. Anak pertamanya sudah SMA, yang kedua SMP, dan si bungsu masih tiga tahun.
Saat Xiaomi membuka fasilitas perakitan di Batam pada 2017, Ellyana pun melihat kesempatan dan mengajukan lamaran pekerjaan.
“Dulu aku sudah pernah kerja di Satnusa, lalu keluar karena vendor-nya sudah nggak ada lagi. Baru-baru ini aku minta kerja lagi ke superintendent aku yang lama, ternyata ada lowongan di fasilitas Xiaomi,” ia menjelaskan.
Kini, sudah lebih dari dua tahun Ellyana bekerja sebagai petugas kebersihan di fasilitas perakitan Xiaomi di PT Satnusa Persada. Ia bertanggung jawab atas kesterilan alat dan kebersihan ruangan perakitan ponsel itu.
“Kalau aku bilang, untuk ibu-ibu rumah tangga yang belum terlalu tua, (adanya fasilitas Xiaomi di Satnusa) cukup membantulah. Kalau bisa lebih banyak lagi penerimaan,” Ellyana berharap.
Klaim 90 persen karyawan di pabrik adalah perempuan
Lei Jun mengklaim bahwa 90 persen dari karyawan di pabrik perakitan Xiaomi adalah kaum perempuan. Bisnis Xiaomi pun diklaim Lei Jun telah meningkatkan taraf hidup, menambah keterampilan, dan memperluas wawasan mereka serta mendatangkan harapan.
Selain menyinggung Ellyana, Lei Jun juga menceritakan kembali perjalanan 10 tahun Xiaomi yang memulai dari awal yang sederhana hingga tumbuh menjadi perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune Global 500.
Perjalanan Xiaomi memulai kiprah dengan meluncurkan custom UI sistem operasi Android yang dinamai MIUI pada 16 Agustus 2010, smartphone pertamanya, yakni Mi 1, baru diperkenalkan pada tanggal 16 Agustus 2011.
“Jika kami dapat menggabungkan perangkat lunak, perangkat keras, dan layanan internet, kami akan merintis jalan kami sendiri menuju kesuksesan, dan memunculkan tantangan yang disruptif,” kata Lei Jun.
Xiaomi mengawali rencana untuk membangun industri ekosistem pada tahun 2014. Enam tahun berlalu, Xiaomi kini sudah menjadi inkubator bagi 100 perusahaan ekosistem dan memasarkan lebih dari 1.000 produk yang diminati konsumen.
Sebagai perusahaan muda yang tumbuh, Xiaomi pada tahun 2013 mencatatkan pendapatan pendapatan sebanyak 20 miliar Yuan (setara dengan Rp 42,4 triliun).
Pada tahun finansial 2018 pendapatannya tercatat mencapai 174,9 miliar Yuan (setara dengan Rp 371,2 triliun) atau naik 800 persen dalam kurun waktu lima tahun.
Bagian akhir dari pidato Lei Jun berisi strategi Xiaomi di masa mendatang. Pertama adalah belajar dari semangat Xiaomi saat masih menjadi perusahaan rintisan dengan memprioritaskan karyawan dan memanfaatkan setiap peluang.
Berikutnya, memanfaatkan internet untuk memberdayakan proses produksi dengan teknologi tinggi dan otomatisasi. Poin terakhir adalah bijak dalam berstrategi dengan evaluasi rutin setiap 10 tahun. (Sumber : Kompas.com)