BeritaTapanuli.com, Pandan – Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu, SH, MH, bersama Wakil Bupati Tapanuli Tengah mengunjungi museum Fansuri Situs Bongal Sijago-jago, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah, pada hari Sabtu, 24 Mei 2025.
Sebagaimana museum ini menyimpan benda benda langka atau artefak yang ditemukan para peneliti pada 2021 lalu.
Dalam kunjungan itu, Masinton di dampingi wakilnya menerima banyak penjelasan dari tim peneliti.
Di mana, penemuan benda benda atau artefak di masa lalu tersebut menandakan bahwa telah ada kehidupan di tempat itu sekitar abad ke-7 Masehi.
Kendatidemikian, para peneliti juga terus bekerja dan memperkuat kecocokan hasil penelitian.
Tidak heran saudagar dari berbagai dunia pun sebelumnya sudah melakukan interaksi perdagangan di daerah ini dan sudah terjadi cukup lama.
Seperti halnya daerah Barus yang terkenal sebagai Pusat Peradaban Nusantara ditandai lagi dengan pada tahun 2017 yang lalu, Presiden RI Joko Widodo telah meresmikan Titik Nol Islam di Nusantara tepatnya di Kecamatan Barus.
Tak luput Bupati Tapanuli Tengah mengucapkan terima kasih kepada Peneliti dari BRIN, Sultanate Institute.
“Tentu ini yang harus kita support, nanti temuan-temuan benda hasil penelitian dari para peneliti untuk pengembangan kedepannya” Ujarnya
Sementara itu, Situs Bongal merupakan kawasan yang menyimpan bukti-bukti penting interaksi Nusantara dengan dunia Islam sejak abad ke-7 M.
Identifikasi ini secara absolut didasarkan pada hasil analisis uji pertanggalan artefak, yang menunjukkan usia tertua artefak Situs Bongal berasal dari abad ke-7 M.
Artefak temuan Situs Bongal menampilkan temuan yang kompleks dan beragam.
Berdasarkan ekskavasi tahun 2021 hingga tahun 2022, didapati sejumlah besar artefak.
Terdiri dari koin masa Daulah Umayyah dan Abbasiyah, ragam keramik masa Dinasti T’ang, tembikar berglasir Timur Tengah, ragam fragmen kaca Timur Tengah, alat pengasah dari batu, ragam temuan logam, manik-manik batu maupun kaca, batu mulia, kayu kemudi kapal, kayu fragmen kapal, tali ijuk dengan beragam simpul, dan lempengan logam berinskripsi Arab.
Selain artefak, didapati pula temuan-temuan yang termasuk kedalam jenis ekofak, seperti ragam resin, pala, kemiri, dan beberapa temuan lainnya berupa biji-bijian.
Sedangkan yang tak kalah penting ditunjukkan oleh sejumlah struktur batu dan kayu nibung bekas aktivitas binaan manusia. (TP).