BeritaTapanuli.com, Pandan – Pasca meninggalnya warga Kab. Tapanuli Tengah, satu orang dokter dan 6 perawat Rumah Sakit diisolasi.
Hal ini, disampaikan Dirut RSU Pandan dr. Rikky Nelson Harahap, usai penyerahan alat pelindung diri (APD) dari PT. AR pengelola tambang emas Martabe kepada Pemkab. Tapteng, Rabu (8/4/2020).
Rikky menjelaskan, para medis tersebut adalah yang sempat menangani PDP COVID-19 di RSUD Tapteng itu, termasuk supir Ambulance turut juga diisolasi selama 14 hari.
Demikian juga supir Ambulance yang membawa korban ke RSU Pirngadi Medan bersama dengan perawatnya, juga sudah diisolasi mandiri selama 14 hari, sebagai pencegahan.
Sedangkan keluarga almarhumah, yakni ibunya, yang ikut mendampingi korban ke RSUD Pandan, juga langsung diisolasi.
“Malam itu ibu korban ingin ikut mendampingi putrinya ke RSU Pirngadi Medan, dan sesuai SOP tidak diperkenankan ikut keluarga selain tim medis. Dan sekarang ibu korban diisolasi bersama dengan keluarganya di rumahnya,” tambah Rikky.
Sebagaimana diberitakan, PDP asal Tapteng YA (23) sempat dirawat di RSUD Pandan setelah dirujuk dari Puskemas karena mengalami sesak dan demam selama tujuh hari dalam pantuan (ODP).
Dari hasil pemeriksaan dan hasil laboratorium RSUD Pandan, korban mengalami infeksi di paru. Karena RSUD Pandan bukan rumah sakit rujukan COVID-19, akhirnya korban dirujuk ke RSU Pirngadi Medan, Selasa (7/4/2020), karena RSU Adam Malik Medan sudah penuh.
Sementara itu korban sendiri adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malayasia, dan baru pulang ke kampungnya di Kecamatan Sosor Gadong. (R/BT)