Menteri PPPA Ajak Tingkatkan Kreativitas Anak, Lewat  Permainan Tradisional

  • Whatsapp

BeritaTapanuli.com, Jakarta (15/12) – “Anak-anak harus menjadi “penjaga” kebudayaan Indonesia, salah satunya dengan melestarikan permainan tradisional.

Ajakan itu, disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Bintang Puspayoga, saat membuka acara Eduaksi Anak.

Ia berharap, jangan sampai permainan tradisional hilang dan tergantikan oleh gawai atau permainan modern lainnya.

Acara eduaksi anak dengan tema “Pelestarian Permainan Tradisional Anak” dalam rangka menyambut Peringatan Hari Ibu ke-91 Tahun 2019, digelar di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo, Jakarta Utara.

Menteri Bintang menambahkan, kegiatan yang kita laksanakan, merupakan rangkaian kegiatan Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-91 Tahun 2019 yang puncaknya akan diselenggarkan di Semarang pada 22 Desember 2019.

“Banyak sekali rangkaian kegiatan PHI Ke-91, salah satunya adalah EduAksi ini. Kegiatan EduAksi kali ini diselenggarkan berkat dukungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, lembaga masyarakat dan dunia usaha, serta melibatkan partisipasi Forum Anak Nasional, Provinsi dan Kota.

Ia juga menyampaikan, perlindungan anak merupakan kerja bersama dari seluruh komponen. Baik Negara, dalam hal ini, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat, keluarga, orang tua/wali, dunia usaha, serta media.

Untuk itu, semua pihak bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup, tumbuh kembang, dan partisipasi anak dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi hidup anak-anak kita, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, jelasnya.

Baca juga  Anak Tega Aniaya Ibu Kandung Hingga Meninggal di Taput

Sementara itu, Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kemen PPPA, Lenny N. Rosalin, menuturkan, pada hakikatnya anak mempunyai 31 hak yang harus dilindungi, dihargai, dan dipenuhi, dan salah satunya hak anak untuk memanfaatkan waktu luang yang diisi dengan kegiatan yang positif, inovatif, dan kreatif.

Salah satu kegiatan menyenangkan dan dapat menjadi cara untuk mengisi waktu luang anak ialah bermain, khususnya dengan melakukan permainan tradisional.

Sebab, permainan tradisional memiliki banyak manfaat yang baik untuk perkembangan anak baik dari aspek fisik, psikologis, sosial, dan aspek-aspek lainnya.

“Permainan tradisional juga termasuk warisan budaya Indonesia yang perlu diperkenalkan kepada anak-anak agar memupuk kecintaan anak-anak pada Tanah Air Indonesia. Di dalam permainan tradisional, anak-anak juga ditanamkan nilai-nilai luhur Pancasila, seperti rasa Ketuhanan, tenggang rasa, kerjasama, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial.

“Hal tersebut sangat penting, mengingat nilai-nilai luhur Pancasila yang mulai pudar di kalangan anak-anak Indonesia,” tutur Lenny.

“Permainan tradisional itu sederhana, namun besar sekali manfaatnya dalam mengembangkan kecerdasan intelektual, meningkatkan kreativitas anak, kecerdasan emosi anak, kemampuan motorik hingga kemampuan anak untuk bersosialisasi.“ jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Walikota Jakarta Barat, Rustam Effendi mengatakan permainan tradisional dapat membangkitkan semangat dan kreativitas anak-anak di Jakarta yang kebanyakan sudah pandai bermain gawai.

Baca juga  Sederet Jadwal Perjalanan Raja Belanda di Tapanuli

“Kita harus pikirkan masa depan anak-anak Indonesia, 10-20 tahun ke depan persaingan global akan semakin sulit. Oleh karena itu selain pandai dan mempunyai kemampuan yang bagus, anak juga harus dituntut kreatif dan inovatif agar mampu bersaing di masa depan.“ ungkapnya.

Walikota itu juga berharap, dalam menyiapkan dan menciptakan anak-anak Indonesia yang kreatif dan berkompetensi untuk masa depan Indonesia yang lebih baik lagi, menjadi tugas bersama.

“Pemerintah Kota Jakarta Barat sendiri telah berkomitmen untuk memenuhi hak anak, salah satunya dengan jumlah 58 Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang menjadi wadah aman bagi anak untuk bermain dan belajar di luar rumah. Besar harapannya itu bisa mendukung tercapainya pemenuhan hak anak secara optimal. Kota Jakarta Barat berkomitmen menjadi Kota Layak Anak,” tambah Rustam.

Diakhir sesi kegiatan Menteri Bintang berharap, “Kegiatan Kampanye Pelestarian Permainan Tradisional menjadi program berkelanjutan bagi pemerintah daerah, termasuk memberikan ruang aman bagi anak untuk memanfaatkan waktu luangnya dengan cara bermain dan belajar di luar ruang.

“Ke depannya, mudah-mudah kebijakan-kebijakan seperti ini juga dapat dilakukan oleh seluruh pemerintah daerah bukan hanya di DKI Jakarta saja tapi seluruh Indonesia. Agar Indonesia Layak Anak atau IDOLA dapat dicapai pada tahun 2030,” tutup Menteri Bintang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan