BeritaTapanuli.com, Pandan – Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyebabkan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). HIV secara drastis dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga memungkinkan penyakit, bakteri, virus, berbagai infeksi lainnya menyerang tubuh. HIV bukan saja merusak namun menghancurkan sel CD4 pada tubuh sehingga tubuh kesulitan melawan berbagai jenis infeksi, kanker, dan penyakit lainnya. AIDS merupakan kondisi penyakit kronis dari infeksi virus HIV.
HIV dan AIDS ini telah merupakan masalah darurat global. Berdasarkan data UNAID, 2014 bahwa di seluruh dunia 35 juta orang hidup dengan HIV dan 19 juta orang tidak mengetahui status HIV positif mereka. Di kawasan Asia, sebagian besar angka prevelensi HIV pada masyarakat umum masih rendah, yaitu lebih kecil dari 1%, kecuali di Thailand dan India Utara (Kementerian Kesehatan/Kemenkes, 2011). Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah (Kab. Tapteng) Nursyam, S.K.M, M.Kes di Ruang Kerjanya, Kamis (25/07/2019).
Epidemi HIV/AIDS juga menjadi masalah di Indonesia yang merupakan negara urutan ke-5 paling beresiko HIV/AIDS di Asia (Kemenkes, 2013). Berdasarkan Laporan Sistem Informasi HIV-AIDS dan IMS (SIHA) tahun 2017 Direktorat Jenderal Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (Ditjen P2P) Kemenkes, jumlah kasus HIV-AIDS cenderung meningkat di Indonesia. Pada tahun 2015, kasus penderita HIV 30.935 orang dan AIDS 9.215 orang. Pada tahun 2016, kasus penderita HIV 41.250 orang dan AIDS 10.146. Pada tahun 2017, kasus penderita HIV meningkat menjadi 48.300 orang dan AIDS 9.280 orang,” kata Nursyam.
Lanjut Kadis Kesehatan Kab. Tapteng bahwa Provinsi Sumatera Utara (Provsu) urutan 7 jumlah infeksi HIV yang dilaporkan per provinsi tahun 2017 di Indonesia. Untuk jumlah kasus AIDS yang dilaporkan per provinsi tahun 2017 di Indonesia, Provsu urutan 14. Dari data kasus yang dilaporkan itu untuk kondisi Oktober-Desember 2017 bahwa penderita HIV laki-laki 62% dan Perempuan 38%, sementara penderita AIDS laki-laki 64% dan perempuan 36%. Hal ini jelas kondisi yang sangat mengkhawatirkan baik dalam peningkatan kasus HIV/AIDS maupun penyebarannya.
Pada kesempatan itu, Kadis Kesehatan Kab. Tapteng melalui Kabid P2P Ewiya Laili, S.K.M, M.Kes mengatakan bahwa di Kab. Tapteng pada tahun 2017 ditemukan kasus baru HIV/AIDS sebanyak 27 orang terdiri atas laki-laki 18 orang dan perempuan 9 orang. Pada tahun 2018, kasus HIV/AIDS di Tapteng sebanyak 21 orang terdiri atas laki-laki 9 orang dan perempuan 12 orang.
“Upaya yang kita lakukan melalui Dinas Kesehatan terkait dengan bahaya dan pencegahan HIV/AIDS adalah melalui sosialisasi/penyuluhan kepada masyarakat tentang HIV dan AIDS, screening HIV pada populasi kunci melalui Tes atas Inisiatif Petugas Kesehatan (TIPK), melaksanakan Triple Eliminasi pada Ibu Hamil yaitu Tes Hepatitis, Sifilis, dan HIV, melaksanakan kolaborasi TB HIV, penyebaran media promosi tentang HIV melalui leaflet, brosur dan poster. Kita juga melakukan pendampingan Pasien Orang Dengan HIV AIDS atau ODHA,” kata Ewiya Laili.
Selanjutnya, Nursyam, menghimbau kepada masyarakat cegah HIV dan AIDS dengan ABCDE, yaitu menjauhi hubungan seks bebas dan beresiko atau tidak berhubungan seks saat jauh dengan pasangan. Bersikap saling setia pada satu pasangan atau tidak gonta ganti pasangan. Cegah dengan menggunakan Kondom saat melakukan hubungan seks (beresiko). Dihindari pemakaian jarum suntik yang tidak steril. Edukasi dan pelatihan tentang HIV/AIDS, Napza dan dampaknya.
“Hal ini perlu kita sampaikan untuk mewujudkan masyarakat Tapanuli Tengah yang sehat, sebagaimana visi dan misi Bupati Bapak Bakhtiar Ahmad Sibarani dan Wakil Bupati Tapanuli Tengah Bapak Darwin Sitompul yang tertuang pada RPJMD, khususnya misi ketiga yaitu Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Dasar yang Bermutu bagi Masyarakat,” imbuhnya. (BT)