Tangisan Ibunda Pramugari Grislend Gloria Natalie Sinaga Pecah

  • Whatsapp

BeritaTapanuli.com – Tangisan sang ibunda awak kabin Grislend Gloria Natalies Sinaga pecah, usai mengetahui hilangnya kontak pesawat Sriwijaya.

Sebuah video yang diunggah akun Grace Maria Natalia Tinambunan terlihat seorang ibu menangis dan memanggil-manggil nama Grislend.

Dalam daftar nama awak kabin atau pramugari Sriwijaya Air, memang ada nama Grislend Gloria Natalies.

Mengutip dari sejumlah akun media sosial, sang pramugari bernama lengkap Grislend Gloria Natalie Sinaga.

Tangisan sang ibu dalam video: “Pulang kak Grid. Aku tau kamu kuat nak, berenang Boru…”

Dalam keterangan video yang diunggah akun Grace Maria Natalia menuliskan: “Pray, RIP adek kami.”

Kemudian Grace menambahkan; “Dek mamak bapak nungguin kau banget sama keluarga yang lain…..Disuruh berenang kau dek sama mamak…Bingung jelasinnya (icon memangis).”

Demikian sang ibu terlihat mengelus-elus dadanya sambil menangis yang di hadapannya televisi yang menyiarkan pesawat Sriwijaya Air Rute Jakarta – Pontianak hilang kontak.

Sebelumnya, baru 9 hari memasuki 2021, bangsa Indonesia mendapat bencana tragedi jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak.

Peristiwa pilu itu terjadi hari Sabtu (9/1/2021), usai putus kontak tepatnya di Kepulauan Seribu.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang pada Sabtu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

“Kami mengonfirmasikan bahwa penerbangan SJ-182 rute Jakarta menuju Pontianak telah hilang kontak pada hari ini Sabtu, 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB,” ujar pihak Corporate Communication Sriwijaya Air dalam keterangan tertulisnya kepada tribun-medan.com, Sabtu (9/1/2021).

Pihak Sriwijaya mengatakan adapun rincian penumpang dalam penerbangan SJ-182 adalah 40 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi dan 6 awak maskapai penerbangan sebagai penumpang

“Pesawat kami tersebut diawaki 6 awak aktif.

Doa kami iringkan bagi seluruh penumpang dan awak pesawat kami serta keluarga.

Sampai saat ini kami terus berkoordinasi dengan otoritas terkait dan menyediakan seluruh dukungan yang dibutuhkan,” ucapnya.

Untuk keluarga dan kerabat, dapat menghubungi nomor hotline berikut ini 021 – 8063 7816 dan 021 – 8063 7817.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati menjelaskan, pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak sempat keluar jalur yakni menuju arah barat laut.

Perlu diketahui, pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.36 WIB.

Kemudian, pesawat terbang di ketinggian 1.700 kaki pada pukul 14.37 WIB dan melakukan kontak dengan Jakarta Approach Terminal Control Area.

Pesawat lalu diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki.

“Pada pukul 14.40, Jakarta Approach melihat Sriwijaya Air tidak ke arah 0,75 derajat, melainkan ke arah barat laut atau northwest,” kata Adita dalam konferensi pers di Bandara Soetta.

Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.

“ATC menanyakan untuk melaporkan arah pesawat.

Tidak lama kemudian dalam hitungan detik pesawat hilang dari arah radar,” ucap Adita.

Flightradar24 mencatat pesawat SJ182 mengalami penurunan dratis atau terjun bebas dalam satu menit.

Seperti dikutip dalam unggahan Flightradar24, Sabtu (9/1/2021), ketinggian tertinggi dari pesawat berjenis Boeing 737-500 ini adalah 10.900 kaki dan ketinggian terakhir SJ182 yang terlacak adalah 250 kaki.

Pesawat hilang kontak tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu siang.

“Penerbangan Sriwijaya Air # SJ182 kehilangan ketinggian lebih dari 10 ribu kaki dalam waktu kurang 1 menit, sekitar 4 menit setelah keberangkatan dari Jakarta,” tulis FlightRadar24.

Baca juga  Bank Indonesia Luncurkan Uang Pecahan Terbaru, Khusus 17 Agustus

Dari data yang diunduh juga tercatat ketinggian jelajah pesawat Sriwijaya Air SJ182 turun 5.500 kaki (dari 10.900 ke 5.400) dalam 15 detik. Sementara dari ketinggian 5.400 kaki hingga 250 kaki dalam 7 detik.

Temukan Puing dan Serpihan Tubuh Korban

Seorang warga Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Naki, mengaku mendengar suara dentuman yang diduga suara jatuhnya pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ 182, Sabtu (9/1/2021) sore.

Naki mengatakan, Pulau Lancang berjarak sekira satu jam perjalanan dengan Pulau Laki yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat.

“Jatuhnya itu jauh juga tuh, jarak satu jam, tapi benturannya sampai kedengeran ke Pulau Lancang. Saya dengar langsung, banyak warga juga pada ngomong suara apa itu tadi, enggak tahunya ada pesawat jatuh” kata Naki saat dihubungi Kompas.com, Sabtu.

Naki mengatakan, suara dentuman itu terdengar sekira pukul 15.00 WIB dan sempat disangka suara guruh karena cuaca sedang hujan.

“Lagi hujan deras, memang lagi hujan, warga itu nyangkanya itu suara geledek, tahunya benturan itu suara kapal jatuh,” ujar dia.

Berdasarkan foto yang ditunjukkan Naki, sejumlah anggota Badan SAR Nasional dan Polri juga telah berada di lokasi jatuhnya pesawat.

Sedangkan Kasie Pemerintahan Kecamatan Pulau Seribu, Surachman mengatakan, sejumlah nelayan melihat adanya pesawat jatuh dan terdengar ledakan sebanyak dua kali di laut.

“Nelayan melihat serpihan dan potongan pesawat, ada pakaian, jok tempat duduk, dan potongan rambut manusia,” ujarnya sesuai tayangan live Kompas TV, Sabtu (9/1/2021).

Pihaknya pun mengatakan saat ini masih dalam pemeriksaan apakah puing serta serpihan tersebut milik Sriwijaya Air SJ182.

KONDISI Pesawat Sriwijaya Air Jatuh, Nelayan Melihat Benda Jatuh di Perairan Pulau Lancang. FOto: Tim SAR dan petugas gabungan menemukan benda diduga bagian serpihahan pesawat Sriwijaya Air yang jatuh (IST Basarnas via tribunnews)

Sementara itu, nelayan-nelayan yang menemukan serpihan seusai menemukannya langsung membuat laporan ke petugas.

“Kini petugas gabungan tengah mencari informasi terbaru terkait serpihan – serpihan tersebut,” lanjutnya.

Sementara itu, Kapten Kapal Patroli Kementerian Perhubungan, Eko, mengatakan ditemukan serpihan dari daging.

“Ada ditemuin serpihan-serpihan dari daging, mungkin tubuh dari manusia,” kata Eko seperti sebagaimana dikutip Kompas.com dari TV One.

Selain itu, Eko mengaku melihat avtur atau bahan bakar pesawat di lokasi.

“Ada avtur dari dalam, kebetulan di situ kedalaman perairan 15-16 meter,” kata dia.

Surachman menuturkan bahwa pihaknya telah menemukan sejumlah barang di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021).

UPDATE Sriwijaya Air Jatuh,Ditemukan Benda Diduga Serpihan Pesawat,Nelayan Lihat Benda Jatuh di Laut. Foto: Tim SAR/petugas gabungan menemukan benda yang diduga bagian serpihan pesawat yang jatuh di Pulau Lancang, Sabtu (9/1/2021). (istimewa BASARNAS via Tribunnews)

Diduga barang tersebut berasal dari pesawat Sriwijaya Air yang dikabarkan hilang kontak.

Barang yang ditemukan berupa kain pakaian dan beberapa kabel.

“Barusan ketemu potongan Levis, sepertinya bagian kantong belakang, ada rambut-rambutnya,” kata Surahman, saat diwawancarai jurnalis Kompas TV, Sabtu.

Sinyal ELT Tidak Menyala

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menilai wajar pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak tidak memancarkan sinyal emergency location transmitter (ELT) setelah hilang kontak.

Sebab, pesawat tersebut diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu dengan benturan keras.

Dugaan ini berdasarkan temuan serpihan pesawat di lokasi kejadian.

“Jadi, ELT tidak didesain untuk impact yang besar. Jadi, kalau teman-teman di sana menemukan serpihan, berarti pesawat impact-nya cukup kuat. Dan kemungkinan besar ELT-nya enggak sukses,” kata Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono, kepada Kompas.com, di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Tangerang, Sabtu (9/1/2021).

Baca juga  Alutsista Produk Indonesia Kian Incaran Berbagai Negara, Termasuk Brunei

Ia pun menilai kemungkinan ELT di pesawat tersebut sudah rusak sehingga tidak menyala.

“ELT yang dipasang di pesawat itu kalau tenggelam ke air pasti tidak akan manjat. ELT-nya kemungkinan rusak,” kata dia.

Untuk diketahui, ELT adalah perangkat penentu lokasi pesawat yang merupakan bagian dari standar peralatan pada pesawat.

ELT dapat dinyalakan langsung oleh pilot atau bisa hidup apabila pesawat menghantam sesuatu.

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito mengatakan, pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak tidak memancarkan sinyal emergency ELT ketika hilang kontak pada Sabtu (9/1/2020).

“Kan mestinya ada pancaran emergency location transmitter atau ELT, itu tidak ada,” kata Bagus, seperti dikutip dari siaran Metro TV, Sabtu.

Umur Pesawat 26.7 Tahun

Pantauan KompasTekno pada situs PlaneSpotters, PK-CLC adalah pesawat jenis Boeing 737-500 dengan nomor produksi (Manufacturers Serial Numbers) 27323.

Pesawat tersebut pertama kali melakukan uji terbang pada 13 Mei 1994, dan dipakai oleh Sriwijaya Air selama 8 tahun.

Pesawat tersebut pertama kali digunakan oleh maskapai AS, Continental Airlines setelah keluar dari pabrik pada 1994, kemudian dipakai oleh maskapai United mulai Oktober 2010.

Baru pada Mei 2012, pesawat dioperasikan oleh Sriwijaya Air.

Berikut adalah spesifikasi pesawat B737-500 PK-CLC Sriwijaya Air, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Airfleets, Sabtu (9/1/2021).

Registrasi: PK-CLC

Serial number: 27323

Tipe: Boeing 737-500

Mesin: 2 buah CFMI CFM56-3C1

Terbang perdana: 13/05/1994

Umur pesawat: 26,7 tahun

Konfigurasi: Kelas ekonomi 112 penumpang

Namun Direktur Utama Sriwijaya Air Jeff Jauwena menyatakan, pesawat SJ 182 dalam kondisi baik.

Pesawat sedianya bertujuan ke Pontianak.

“Kondisi pesawat informasi yang saya terima dalam kondisi sehat, karena sebelumnya terbang ke Pontianak pulang-pergi, lalu ke Pangkal Pinang.

Ini rute kedua ke Pontianak, jadi seharusnya tidak ada masalah,” kata Jeff, dalam konferensi pers dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (9/1/2021).

Ia menyebut, keberangkatan pesawat memang sempat tertunda 30 menit dari jadwal seharusnya.

Sebab, saat itu cuaca sedang hujan deras.

“Delay akibat hujan deras, maka ada delay 30 menit saat boarding,” ujar dia. Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Suryanto Cahyono mengatakan, pihaknya masih terus mengumpulkan berbagai informasi mengenai pesawat SJ 182 itu.

Suryanto mengatakan, usia pesawat tidak memengaruhi kelaikan terbang selama dirawat dengan benar.

“Umur pesawat dibuat tahun 1994, jadi sekitar 25-26 tahun. Berapa pun umurnya, pesawat kalau dirawat sesuai regulasi yang berlaku dalam hal ini dari Ditjen Hubungan Udara, harusnya tidak ada masalah,” kata dia.

Pilot Senior Eks Penerbang TNI AU

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dipiloti Kapten Afwan, eks penerbang TNI Angkatan Udara.

Kapten Afwan merupakan alumni Ikatan Dinas Pendek (IDP) IV Tahun 1987.

“Capt Afwan adalah Penerbang TNI AU periode 1987-1998, beliau terbang di Skadron Udara 4 dan Akadron Udara 31. Alumni dari IDP IV tahun 1987,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Indan Gilang, saat dikonfirmasi, Sabtu (9/1/2021).

Indan menambahkan, pesawat tersebut juga mengangkut keluarga dari Kadislog Lanud Supadio Kol Tek Ahmad Khaidir.

Mereka adalah istri Akhmad Khaidir, Rahmania Ekananda dan dua orang anaknya yaitu Fazila Ammara dan Dinda Amelia. (Sumber : Tribun/kompas/dtc/indonesiakini.com)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan