BeritaTapanuli.com – Pengamat Migas sekaligus mantan Direktur Utama Pertamina
Ari Soemarno tertarik angkat bicara perihal import yang kerap terjadi di Pertamina.
Pejabat di Pertamina yang bertugas di tahu 2006 hingga 2009 itu pun tak menampik kebijakan tersebut bersumber dari sebuah situasi di lapangan.
Ia menyebut, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menurutnya memang sudah seharusnya ditingkatkan melalui pemakaian barang dan jasa dalam negeri.
Namun demikian, meski TKDN dioptimalkan tapi harus dilihat secara rasional.
Dia menyebut isu TKDN ini sudah ada sejak 35 tahun lalu. Kemampuan industri dalam negeri juga harus menjadi pertimbangan.
“Sejak saya masih muda di tahun 1986 tangani proyek, sebesar 30% minimal. Kita optimalkan terus ya, itu keharusan. Tergantung kemampuan industri dalam negeri bagaimana,” paparnya sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia, Senin, (15/03/2021).
Berdasarkan pengalamannya memimpin Pertamina, Ari menyebut mengenai TKDN pemikirannya sama dengan yang dijalankan sekarang, yakni maksimalkan semua produk dalam negeri tapi tetap kompetitif.
“Memang produksi dalam negeri masih banyak yang lebih mahal. Kita waktu itu berikan toleransi barang di dalam negeri boleh lebih mahal dengan batasan tertentu. Ini masih dipraktikan sampai sekarang,” kata Ari.
Dia mencontohkan, misalnya ada pipa impor yang lebih murah. Lalu ada batas TKDN 30%, 40% dan sekarang 50%. Jika kontraktor sudah mencapai, lalu ada pipa yang diproduksi dalam negeri dan lebih mahal itu harus dipertimbangkan.
“Kalau kontraktor pelaksana sudah capai, oh ini ada pipa, saya nggak bisa dalam negeri lebih mahal, mahal ini yang perlu dipertimbangkan dan selesaikan. Karena kalau lebih tinggi akan ada penyesuaian harga,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pipa sendiri banyak jenisnya, mulai dari stainless steel, carbon steel, pipa fiberglass, spesifikasi tekanan, spesifikasi temperatur, dan dari pipa ini tidak semuanya bisa diproduksi di dalam negeri.
“Dan juga apakah harga kompetitif, dibatasi harga yang kompetitif yang harus bisa dipertanggungjawabkan. Ini sinkronisasi yang penting. Saya tidak ada posisi berikan komentar (soal pemecatan pejabat tinggi Pertamina),” jelasnya.
Sebelumnya, Impor pipa oleh PT Pertamina (Persero) ramai dibahas belakangan ini. Pasalnya hal tersebut membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) murka dan berujung pada pemecatan pejabat tinggi Pertamina.(**)