BeritaTapanuli.com, Tapteng – Salah seorang ibu rumah tangga bernama Dewi warga Budi Luhur, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumut, didatangi Kapolsek Pandan Iptu. Zulkarnaen Pohan, Minggu (26/4).
Warga yang sempat viral tersebut, terlihat kaku saat didatangi petugas kepolisian didampingi pemerintah setempat.
Setelah mendengar penjelasan dari warga tersebut, Kapolsek Pandan lalu memberikan bantuan sembako.
Namun sebelumnya, ia mengaku adanya informasi yang disampaikan wartawan adalah benar. Akan tetapi ada juga yang ia sangkal.
Sebelumnya, kabar warga tersebut viral, akibat terbit di salah satu media online Smartnewstapanuli.com, “Sudah Pernah Seminggu Kami Gak Makan Pak”.
Berbagai komentarpun bermunculan atas kondisi warga tersebut, apalagi ditengah wabah Covid-19, dia mengakui dalam video yang diabadikan, pernah tidak makan hampir seminggu.
Padahal sejumlah bantuan yang menjadi program pemerintah terus mengalir untuk meringankan beban masyarakat.
Termasuk warga yang ekonomi lemah. Namun, nasib warga tersebut, ternyata belum pernah menerima sekalipun.
Dikutip dari media tersebut, disebutkan, “Kadang berutang-utang sama orang biar makan anak-anak. Itupun kalau gak ada mamak membantu kami, kadang gak makan kami,” kata Dewi mengungkapkan, Sabtu (25/4/2020) saat ditemui awak media ini di kediamannya.
Atas informasi tersebut, Kapolres Tapanuli Tengah AKBP Sukamat langsung menelusuri keberadaan warga dimaksud.
Melalui Kapolsek Pandan, tiba dilokasi dan terlihat di dampingi kepala lingkungan.
Disana, warga tersebut justru membantah pernyataanya, yang disampaikan media bahwa “Sudah Pernah Seminggu Kami Gak Makan”.
Ia hanya membenarkan informasi yang disampaikan wartawan bahwa selama ia tinggal didaerah tersebut memang tidak pernah mendapat bantuan, baik bantuan sekolah ataupun PKH, meski ia pernah dimintai kartu keluarga (KK).
“Gak pernah, sama sekali gak pernah. PKH pun gak pernah, anak sekolah pun gak pernah. Udah mau SMA anak saya belum pernah mendapat apapun,” katanya.
Untuk membantu penghasilan suami sebagai pekerja tukang rebus ikan, Dewi harus bekerja sebagai tukang cuci.
“Kadang saya nyuci di tempat orang biar ada untuk dimakan sehari-hari,” sebut Dewi.
Lantas, sudah pernahkah melapor ke Kepling atau Lurah? “Sudah sering pak. Tapi gak pernah ditanggapinya samasekali,” katanya.
Ke Kelurahan? “Udah pernah, macam itu juga,” ungkap Dewi.
Dia pun berharap adanya bantuan dari pemerintah. Sebab, tetangganya, kata dia, pernah mendapat bantuan, namun berbeda dengan keluarganya.
“Mengapa gak pernah saya mendapat? padahal tetangga saya mendapat (bantuan). Saya sendiri gak pernah mendapat, padahal dimintanya KK saya. Entah di mana KK saya itu diapakannya. Entah dicampakkannya, entah dibuangnya. Gak tau saya pak,” ungkapnya.
Di tengah kondisi pandemi corona saat ini, memang hampir semua individu merasakan dampaknya. Dengan tiga orang anak ditambah mata pencaharian yang tidak mendukung, tentu membuat ibu ini kelimpungan mencari jalan keluar dari keterpurukan ekonomi mereka.
“Anak saya tiga pak. Paling besar mau SMA, paling kecil SD. Nomor dua kelas 5,” ujarnya.
“Kami susah pak. Satu hari mau gak makan pak. Pernah kami gak makan satu minggu,” katanya lagi mengisahkan. (Red)