BeritaTapanuli.com, Sport – NTT dan NTB sah ditetapkan menjadi tuan rumah PON XXII 2028 atau PON Nusa Tenggara.
Sedangkan sebelumnya tahun 2024 akan jatuh pada tuan rumah Sumut dan Aceh.
Terkait itu, sebagai komitmen NTT menjadi tuan rumah PON tidak terlepas dari ide awal Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat di Tahun 2019 lalu.
Diketahui Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat itu bertatap muka dengan panitia seminat bertajuk ‘Membedah Gagasan Viktor Bungtilu Laiskodat tentang NTT Tuan Rumah Pekan Olahraga Nasional Tahun 2028,” di ruang kerja Gubernur NTT, Jumat (15/3/2019).
Gubernur NTT berkomitmen mendukung setiap usaha demi kebangkitan olahraga NTT.
Karena itu, Gubernur menyambut baik dan rencana seminar yang membahas gagasannya untuk menjadikan NTT sebagai tuan rumah PON XXII Tahun 2028.
“Dengan menjadi tuan rumah PON, maka NTT mau tidak mau harus membangun sarana prasarana olahraga dan mendorong atlet-atlet untuk berprestasi, sehingga dengan sendirinya kita akan memiliki fasilitas olahraga berskala nasional bahkan internasional. Selain itu atlet-atlet juga bisa berbicara di kancah nasional dan internasional,” ujar Gubernur NTT saat itu.
Ia menegaskan, untuk membangun NTT, masyarakat harus sehat dan bugar. Hal ini bisa dicapai bila masyarakat rajin berolahraga. Fisik yang sehat didukung dengan kerja keras dan optimisme membuat masyarakat bisa aktif berpartisipasi membangun NTT demi visi NTT bangkit.
“NTT Sehat NTT Cerdas, NTT Bangkit NTT Sejahtera,” tegasnya.
Gubernur NTT mengatakan, dalam rangka mendukung kebangkitan olahraga NTT melalui pencanangan tuan rumah PON, maka Pemprov siap bekerja sama dengan berbagai pihak terutama pemerintah kabupaten/kota se-NTT untuk memetakan cabang olahraga unggulan dari setiap wilayah di NTT.
Ke depan NTT akan dibagi dalam tiga cluster besar yakni Timor, Flores, dan Sumba termasuk beberapa pulau lain. Cluster ini untuk mempermudah identifikasi karakteristik cabang olahraga unggulan dari setiap wilayah.
“Untuk pembukaan kita mulai dengan Pulau Timor. Akan ada stadion terbesar dengan kapasitas 100 ribu orang seperti di Senayan. Saya lihat Kabupaten Kupang punya potensi untuk itu,” ujarnya.
Ia berharap kebangkitan olahraga NTT tidak berarti hanya fokus pada olahraga prestas, namun membudayakan hidup berolahraga bagi seluruh masyarakat NTT agar selalu sehat dan bugar demi mendukung aktivitas menuju NTT bangkit.
“Olahraga harus bisa jadi kekuatan untuk mendukung NTT bangkit,” ungkapnya optimistis.
Menurut Gubernur, waktu tujuh sampai 10 tahun ke depan adalah kesempatan untuk bisa menyiapkan para atlet dan pelatih meraih prestasi olahraga di tingkat nasional maupun internasional.
Untuk diketahui, seminar itu didukung penuh oleh Bank NTT dan Harian Umum Victory News.
Rekomendasi dari seminar tersebut, pintanya, bisa menjadi masukan bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan dan menyiapkan dana sesuai kebutuhan pengembangan cabang olahraga, fasilitas, sumber daya atlet dan pelatih di wilayah sesuai identifikasi cabang olahraga unggulan dari setiap cluster.
“Kita akan dorong semua pihak berpartisipasi untuk kemajuan olahraga NTT,” tegasnya.
Sementara penggagas seminar Dr Johni Lumba mengatakan, seminar ini merupakan bentuk dukungan seluruh guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga menanggapi wacana Gubernur VBL menjadikan NTT sebagai tuan rumah PON 2028.
“Selama ini olahraga dipandang sebelah mata. Namun, optimisme Pak Gubernur membuat kami yang selama ini berkarya di bidang olahraga senang dan bangga. Pak Gubenur punya gagasan dan visi besar soal olahraga NTT,” tegasnya saat itu.**