BeritaTapanuli.com, Taput – Terkait adanya proyek pembangunan saluran irigasi senilai Rp 14 Milliar, di daerah Sidilanitano, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, di soal warga.
Warga setempat meminta, kiranya pemangku kepentingan, dalam hal ini TP4 D bekerja maksimal, guna mencapai hasil yang bagus.
Hal itu dinilai warga, akibat adanya indikasi ketidak sesuainya sejumlah campuran semen dengan pasir serta batu, sebagai bahan bangunan.
Ketua LSM Pijar Keadilan Sumatera Utara Osborn Siahaan kepada Wartawan, Kamis (22/8) di Siborongborong, mengaku, pihaknya menemukan hal itu saat berkunjung ke lokasi proyek.
“Tentu dalam kegiatan pembangunan saluran irigasi dari Kementerian PUPR ini, haruslah melakukan pengawasan yang ketat, apalagi pihak Kementerian PUPR telah mengucurkan anggaran yang cukup besar ke kampung kita, tentu hasilnya haruslah bagus di laksanakan, sebab yang menikmati adalah kita masyarakat yang ada di Tapanuli Utara ini juga.” Ujar Osborn.
Masih lanjutnya, kita melihat dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan, adanya ketidak sesuaian antara jumlah sak semen dengan material yang ada di lokasi. Tentu hal itu tidak sepadan saat dicampur.
“Tidak hanya itu saja, juga pembersihan batu tidak ada di lakukan, dan itu kita perhatikan dilapangan.” Lanjutnya.
“Untuk itu kita sangat mengharapkan kepada pihak yang terkait, agar melakukan pengawasan yang ketat pada pelaksanaan pengerjaan pambangunan saluran irigasi tersebut. ” Harap Osborn.
Sementara itu, Pengawas Balai Wilayah Sungai II Sumut, dalam kegiatan pembangunan jaringan irigasi Sidilanitano, Rangkuti, saat dikonfirmasi menyampaikan, bahwa pihaknya telah menghimbau agar pekerjaan lebih memperhatikan mutu.
Meski ada disebutkan sejumlah batu mengandung unsur tanah, iapun mengaku telah memerintahkan pekerja yang bersangkutan tidak mengambil dari tempat sebelumnya.
” Persoalan campuran diikutkan tanah mungkin pada saat alat berat memindahkan material ada sedikit tanah yang terikut jadi bukan unsur kesengajaan itu, kalau tentang batu, itu diambil dari craser kampung setempat, dan kita pun sudah tidak izin kan lagi mengambil batu disana. Karena kurang bersih batunya dan yang ada pun dilokasi itu tinggal sisa-sisanya saja itu. Karna capek juga kita pak di complain,,” ujarnya.
Sementara pelaksana kegiatan proyek pembangunan Irigasi Sidilanitano Endi Manalu, saat di konfirmasi, Endi Manalu memilih bungkam. (F/BT)