Penyerang Polsek Diduga Indikasi ISIS, Akhirnya Ditangani Densus 88

  • Whatsapp
Ket. Gbr : Pelaku saat diamankan polisi

BeritaTapanuli.com, Surabaya – OTK yang melakukan pembacokan kepada petugas piket Polisi  di Polsek Wonokromo akhirnya terdeteksi polisi.

Dari barang bukti yang ditemukan, polisi terus melakukan pengembangan hingga menduga pria tersebut terindikasi kelompok ISIS.

Karena terindikasi ISIS, pria tersebut akhirnya ditangani Densus 88.

“Ada senjata tajam, celurit, ada ketapel, ada panah ketapel, air soft gun, ada lambang tertentu. Ada tadi yang ditanyakan apakah lambang ISIS, ya itu,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera.

Tak hanya itu, Polda Jatim ini juga menjelaskan, saat ditanya apa indikatornya pelaku terindikasi jaringan ISIS, Barung mengatakan dari pembelajaran yang dianut pelaku, petugas juga telah melakukan interogasi awal dan diketahui indikasi ini.

“Indikatornya dari pembelajaran yang disampaikan tadi. Ada kita melakukan interogasi sementara makanya langsung disampaikan. Sementara diduga yang bersangkutan melakukan amaliyah,” imbuh Barung.

Polisi sudah megantongi identitas pria tersebut. “Inisialnya IM, sementara nanti akan kami dalami lagi,” Ucap Kapolrestabes Surabaya Kombes Sandi Nugroho.

Baca juga  Heboh, 26 ekor anak ular kobra ditemukan warga

Dari informasi yang dihimpun, IM merupakan Imam Musthofa, yang lahir di Sumenep, 15 Juli 1988. Saat ini, Imam diketahui tinggal di sebuah rumah kost di Jalan Sidosermo IV gang I, Wonocolo, Surabaya. Polisi pun mendatangi kos tersebut.

Di lingkungan kos nya tinggal, IM akrab disapa Ali. IM merupakan seorang penjual sempol dan biasa menitipkan jajanan makaroni di warung-warug. IM tinggal bersama istri dan tiga anaknya.

Setelah melakukan penggeledahan, polisi membawa sejumlah barang dari dalam kamar kos seperti laptop, handphone, beberapa identitas mulai KTP, Kartu Keluarga, NPWP, dan kertas. Istri dan tiga anak IM juga turut dibawa ke Polda Jatim.

Ketua RT 03 RW 02 Ainul Arif mengatakan memang ada perubahan pada diri IM saat kos. Menurut Ainul perubahan terjadi pada diri IM ketika mengikuti pengajian-pengajian.

Baca juga  Peringati Hari Ibu ke 91, Wakil Walikota : Peran Ibu Sosok yang Tak Tergantikan

“Kira-kira satu tahunan. Kalau soal ikut pengajian-pengajian jemaah cingkrang itu kayaknya barusan. Cuman nggak tahu lagi kejelasannya. Tertutup (sejak ikut jemaah). Setelah istrinya bercadar dan ikut jemaah itu ya, setelah jualan masuk rumah,” ujar Ainul.

Namun Ainul mengatakan bahwa selama di kos, tidak ada suatu kegiatan atau gerakan yang mencurigakan pada diri IM. Tidak ada pertemuan dan perkumpulan yang menggunakan kamar kosnya.

“Kalau di sini tidak ada sama sekali. Nggak tahu kalau kumpul-kumpulnya di luar,” ungkap Ainul.

Ainul menceritakan IM dan istrinya sebelum mengenakan cadar sering berkumpul dengan dirinya. Namun setelah istri IM bercadar, mereka sudah tidak pernah lagi berkumpul dengan warga.

“Kalau dulu sering karena anak kita sama-sama kecil. Kemudian setelah istrinya bercadar sudah tidak pernah,” tandas Ainul. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan