BeritaTapanuli.com, Taput – Pasca digelar konfrensi pers Kepolisian Resort Tapanuli Utara, pada Jum’at (9/8/2019) lalu. Terkait kecurigaan keterangan tersangka membuat ayah korban dan ibunya angkat bicara.
Ayah mendiang Kristina Gultom, Sardi Gultom (47) didampingi istri Tiomasretna Sianturi (55), menilai keterangan tersangka tidak jujur.
Mereka justru menyakini putri mereka telah menjadi korban pemerkosaan sebelum dibunuh dengan sadis oleh pelaku RH (36).
Hal itu diungkapkan Kedua orang tua mendiang (korban Kristina Gultom) warga Dusun Pangguan, Desa Hutapea Banuarea, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, di kediamannya, Sabtu (10/8/2019) kemarin.
“Kami yakin, Putri saya telah diperkosa terlebih dahulu sebelum dibunuh tersangka RH. Kami yakin itu,” terang Sardi.
Bukan tanpa alasan, ia mengatakan, sebab dari penemuan jasad dalam kondisi tanpa pakaian, apalagi sejumlah pakaian korban yang sangat dimungkinkan hal itu dilakukan tersangka.
“Sangat jelas terlihat, mulai dari penemuan pakaian dalam bagian atas berjarak lebih kurang 6 meter dari lokasi tubuh putri saya yang ditemukan tanpa busana, hingga bagian tubuh sensitif lainnya yang terluka akibat perbuatan pelaku,” jelas Sardi.
Ditambahkan ibu mendiang, Tiomasretna, dugaan perilaku seksual menyimpang tersangka RH lewat peristiwa lampau yang dialami sejumlah kaum hawa di wilayah itu, semakin menguatkan keyakinan bahwa putrinya telah mengalami pemerkosaan sebelum dibunuh.
Dikisahkan, sejak beberapa waktu lalu si pelaku sudah sering ketahuan mengintip ibu-ibu saat mandi, diduga menjadi penyebab keretakan rumah tangga orang lain, hingga nyelonong masuk saat suami mereka sedang tidak di rumah.
“Saya aja pernah diintipnya saat mandi, juga putri saya Kristina semasa hidup yang sampai takut ke kamar mandi karena melihat ada orang yang mengintip,” ujar Tiomasretna.
Tidak itu saja, kata ibunda Kristina ini, pernah di tahun 2018 saat dusun itu masih gelap gulita karena belum dialiri listrik, seseorang yang menurutnya adalah RH nyelonong masuk ke kamar tidurnya hingga mengambil sesuatu barang.
“Saat itu, saya kira dia suami saya yang duduk di sisi tempat tidur, di tengah kegelapan saat kondisi rumah yang hanya sekedar diterangi lampu minyak. Saya baru sadar di pagi harinya, saat ada barang yang hilang dari kamar,” urainya.
Kejadian-kejadian masa lalu tersebut dinilai menjadi alasan kuat jika tersangka RH memiliki prilaku seksual menyimpang meski telah memiliki 5 orang anak dari istrinya boru Panggabean.
“Dulu, Kristina bilang ada yang mengintipnya saat di kamar mandi, hingga terpaksa saya temani. Saya tak mengira jika putri saya akhirnya menjadi korbannya, yang saya yakini telah diperkosa lebih dahulu kemudian dibunuh,” tandasnya.
Sebelumnya, dalam keterangan resminya di Mapolres Taput, Jumat (9/8), Kapolres Taput AKBP Horas Marasi Silaen menyebutkan, pihaknya masih belum dapat memastikan apakah Kristina Gultom mengalami kekerasan seksual atau tidak, karena masih menunggu hasil laboratorium forensik RSU Djasamen Saragih.
“Namun, terkait ada tidaknya dugaan tindak kekerasan seksual yang dilakukan pelaku, kita masih menunggu hasil laboratorium forensik,” kata AKBP Horas.
Meski demikian, tersangka justru menepis yang saat itu disinggung terkait tudingan warga dihadapan Kapolres.
Kepada wartawan ia mengaku tidak melakukan tindak pemerkosaan namun hanya atas dasar sakit hati.(BT)