Nyangkut di Jaring, Seekor Elang Alap Jambul Kembali Dilepas di Tapteng

  • Whatsapp

BeritaTapanuli.com – Sepekan lalu, seekor Elang Alap Jambul tersangkut jaring di kebun warga di Desa Sait Kalangan Dua (DeSKa), Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Usai tersangkut, Belzasar Sitompul, pemuda setempat memintanya kepada warga yang menemukan. Belzasar lantas menginformasikannya kepada Komunitas Menjaga Pantai Barat (Komantab). Kesepakatan akhirnya diambil, burung itu akan dilepas.

Pada Sabtu (26/10/2020) kemarin, Belzasar membawa burung bernama binomial Accipiter Trivirgatus itu. Belzasar membungkusnya dengan kain dan kakinya terikat tali plastik. Tubuhnya segar, matanya nanar.

“Sehat kok Elangnya bang. Ya kemarin, daripada dimakan orang itu burungnya, makanya kuminta, itulah kuinformasikan ke kawan-kawan Komantab,” ucap Belzasar.

Dia mengaku tak mengetahui banyak soal Elang Alap Jambul itu. Meski, dia menyebut, burung itu memang semakin jarang terlihat. Saat ia membawa burung itu, beberapa orang meminta untuk membelinya, namun Belzasar menolak dan menegaskan akan kembali melepasnya di hutan di DeSKA.

Baca juga  Tanpa KTP 6 Wanita Terjaring Rajia di Kos Kosan

“Tapi setelah ngobrol dengan teman-teman Komantab, disebut ini Elang Alap Jambul, itulah makanya kita akan lepaskan bersama-sama,” kata Belzasar.

Sekretaris Komantab, Afrizal Prima Pohan mengapresiasi sikap Belzasar melindungi Elang Alap Jambul itu. Menurut dia, kesadaran penyelamatan lingkungan, termasuk hewan, memang harus terus dilakukan, terutama di generasi muda.

“Itu makanya kita apresiasi dan datang ke DeSKa, untuk merilisnya bersama-sama kembali ke habitatnya,” kata pria yang akrab disapa Prima ini.

Baca juga  Terbitkan  Surat Edaran, Ini Perintah Pj. Bupati Tapteng Kepada Kepala Desa

Kita juga telah meminta Belzasar agar tetap berkomitmen menjaga hutan bersama warga lain di desa itu. Apalagi DeSKa merupakan desa yang memiliki segudang potensi pariwisata yang mengandalkan keragaman alamnya.

“Di desa ini kan ada air terjun Sipitu-pitu yang dalam pengembangannya bersama-sama dengan Dinas Pariwisata, dan Desa ini berdampingan dengan kawasan Hutan Lindung Batangtoru, jadi habitat di dalamnya memang kaya, dan harus dilindungi,” kata Prima.

Elang Alap Jambul itu akhirnya dilepas. Saat dirilis pertama, elang itu sempat terbang rendah dan mendarat di tanah. Belzasar mengambilnya kembali dan melepasnya, elang itu akhirnya terbang dan masuk hutan lebat di tepian DeSKa. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan