BeritaTapanuli.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah diprediksi melanjutkan pelemahannya seiring dengan penguatan indeks dolar AS hari ini, Selasa (11/8/2020).
Sebagaimana dilansir dari data Bloomberg pada pukul 07.24 WIB, indeks dolar AS terpantau menguat 0,05 persen atau 0,046 poin ke level 93,628 pada pukul 07.12 WIB.
Sementara itu, mata uang rupiah pada perdagangan kemarin, Senin (10/8), ditutup melemah 23 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.648 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan rupiah bergerak di rentang 14.600 s.d Rp14.695. Adapun, kurs rupiah menyentuh level Rp14.750 per dolar AS kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) kemarin.
Pelemahan nilai tukar rupiah sejalan dengan penguatan indeks dolar AS seiring dengan fokus investor terhadap ketegangan Amerika Serikat dan China menjelang pertemuan pada 15 Agustus 2020.
“Investor juga memantau ketegangan antara AS-Tiongkok menjelang pembicaraan dagang penting di tanggal 15 Agustus,” papar Monex.
Indeks dolar AS pulih dari pelemahan beruntun dengan penurunan 4 persen pada bulan Juli. Dolar AS menguat sejak hari Jumat setelah perilisan data tenaga kerja meredakan kekhawatiran terhadap pasar tenaga kerja AS.
Setelah pembicaraan di Washington yang gagal mengenai putaran selanjutnya stimulus fiskal, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada hari Sabtu, yang memulihkan sebagian pembayaran klaim tunjangan pengangguran terhadap puluhan juta masyarakat.
Analis pasar di salah satu bank internasional mengatakan bahwa sedikit stimulus lebih baik daripada tidak sama sekali. Saat ini begitulah pasar melihatnya, yang mana menyebabkan dolar AS diperdagangkan cukup kuat.
Penguatan dolar di akhir pekan lalu juga disebabkan karena eskalasi ketegangan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok, dengan Amerika Serikat menerapkan sanksi terhadap pejabat tinggi Hong Kong dan Tiongkok.
Kondisi tersebut membuat pasar mencari aset safe haven dolar pada hari Senin. Untuk Tiongkok sendiri melakukan pembalasan terhadap 11 warga negara Amerika Serikat, yang termasuk legislator. (Sumber : Bisnis)