BeritaTapanuli.com, Sibolga – Kelompok Nelayan Tolong Menolong (KNTM) Sibolga-Tapanuli Tengah (Tapteng) meminta masyarakat agar lebih cerdas memilih pasangan calon wali kota di Pilkada serentak 2020.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan tidak memilih pasangan calon wali kota yang pro (mendukung) keberadaan kapal pukat trawl, yang selama ini meresahkan nelayan kecil dan tradisional.
Harapan itu disampaikan ketua KNTM Sibolga-Tapteng, Ikhmalluddin Lubis atau akrab disapa Immad Lubis, menjelang Pilkada 9 Desember 2020.
Immad memastikan, keluhan nelayan kecil dan tradisional telah disampaikan jauh hari sebelum ada tahapan Pilkada, namun tak kunjung direspon pemerintah atau penegak hukum di laut.
Karena Immad menilai, selain merusak habitat laut, kapal menggunakan pukat trawl juga telah mempengaruhi hasil tangkapan nelayan kecil dan tradisional hingga menurun drastis.
Immad juga membeberkan sejumlah laporan nelayan maupun barang bukti tentang aktivitas kapal pukat trawl yang telah merusak rumpun nelayan kecil dan tradisional.
“Hasil tangkapan nelayan kecil dan tradisional minim. Tak sebanding lagi uang belanja dengan penghasilan,” kata Immad, Jumat (07/8/2020) kemarin.
“Ada laporan nelayan kecil. Ada bukti akurat pukat trawl beroperasi di tempat rumpun-rumpun nelayan kecil, 40 tiang rumpun habis terseret,” lanjutnya.
“Regulasi sudah melarang pukat trawl, Permen KP No.02/2015 disempurnakan Permen KP No.71/2016 dan mengacu pada UU No.45/2009,” jelas Immad.
Oleh sebab itu, Immad mengajak seluruh masyarakat agar selektif, dan sekaligus memilih calon pemimpin yang peduli nelayan kecil dan tradisional.
“Masyarakat jangan terpengaruh, jangan mau milih calon pemimpin tidak pro nelayan kecil dan tradisional,” pintanya.
“Jangan pula memilih calon pemimpin yang pandai menutup kebohongannya, padahal pelaku atau pemilik kapal pukat trawl,” ungkap Immad.
Karena diakui Immad, pasangan calon yang tidak peduli nasib nelayan kecil dan tradisional, akan selalu mengedepankan kepentingan pribadi maupun kelompok.
“Siapa pun paslonnya, terpenting adalah harus punya visi misi melestarikan laut baik laut Sibolga, Tapteng ataupun Indonesia,” sebutnya.
“Bantuan nelayan hanya sekedar, tapi terpenting kelestarian laut, jangan ada lagi pukat trawl. Banyak nelayan kecil jadi pengangguran,” pungkas Immad.
Mantan Presiden Mahasiswa STIT Muhammadiyah Sibolga-Tapteng, Raju Firmanda Hutagalung mengaku prihatin atas kondisi nelayan kecil dan tradisional di Sibolga maupun Tapteng yang dinilai dampak aktivitas kapal pukat trawl.
“Melihat kondisi para nelayan kecil dan tradisional saat ini, apapun alasannya, pukat trawl itu haram beroperasi di jalur perairan NKRI,” kata Raju.
“Karena dampaknya luar biasa terhadap nelayan kecil dan tradisional. Padahal sudah dilarang melalui Pasal 21 Permen KP No.71/2016,” tambahnya.
Raju juga sepakat dengan ketua KNTM yang meminta masyarakat lebih cerdas memilih calon pemimpin amanah yang peduli nelayan kecil dan tradisional.
“Saya sepakat dengan KNTM menjelang Pilkada Sibolga, agar kita memilih calon pemimpin berikutnya dengan cerdas dan siap memerangi pukat trawl,” ucap Raju.
Disisi lain, Raju juga berharap aparat penegak hukum di laut, untuk segera bertindak memerangi keberadaan kapal pukat trawl di Sibolga dan Tapteng.
“Kami harap penegak hukum, bertindak terhadap keberadaan kapal pukat trawl dan menangkap pemiliknya,” imbuh Raju yang juga aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
“Bertujuan, untuk memperbaiki ekonomi nelayan kecil dan tradisional. Semoga ketua KNTM sehat selalu, sehinggga dapat memperjuangkan nasib Nelayan Kecil di Sibolga,” ungkap Raju.
Aktivis Mahasiswa ini juga berharap, nantinya pesta demokrasi atau Pilkada di kota Sibolga ini melahirkan pemimpin muda yang energik yang mampu memahami ruang lingkup kepemudaan di kota Sibolga.
“Mudah-mudahan Walikota Berikutnya adalah Figur Muda energik, yang mampu memperhatikan Pemuda di Kota Sibolga untuk keberlangsungan regenerasi, sebap pemuda itu merupakan generasi penerus bangsa dimana dipundaknya itu telah dibebani berbagai macam harapan terutama dalam menghadapi tantangan dan persoalan bangsa untuk mewujudkan cita-cita bangsa”ungkap Raju
Selain itu, menurutnya ada beberapa kriteria pemimpin yang harus di pilih dalam Pilkada yang akan datang.
“Dalam memilih pemimpin, pertama kita harus memilih seorang pemimpin yg memiliki sifat yang ahliah, yaitu berkemampuan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kecerdasan, keterampilan, dan pengalaman memimpin.
Kemudian, kedua seorang pemimpin yang harus kita pilih itu memiliki sifat amanah atau dapat dipercaya, jujur, dan bertanggungjawab. Ketiga, pemimpin selayaknya memliki akhlak yang mulia, rendah hati, santun, berwibawa, dan bersahaja.
Keempat, pemimpin harus syajaah yaitu berani menegakkan kebenaran, amar makruf nahi munkar dengan jabatannya. Serta, berani mengambil risiko atas kebijakan yang telah diambil, contohnya dengan memerangi pengusaha pukat trawl menangkap dan menindak lanjuti melalui proses hukum agar laut tetap terjaga, menegakan hukum dengan adil.
Terahir, pemimpin hendaklah seseorang yang mampu menjaga persatuan, menghormati perbedaan, mencintai rakyat dan sesama manusia di kota Sibolga.”jelas Raju. (R)