Jakarta – Peristiwa pembegalan yang dialami perwira menengah TNI AL, berhasil diungkap polisi.
Dalam konferensi persnya, kepolisian mengaku telah mengamankan dua pelaku begal.
Keduanya merupakan pria masing-masing berinisial RHD (32) RY (39).
Dilansir dari kompastv, Kapolda Metro Jaya menerangkan, korban sebelumnya merupakan Marinir TNI AL Kolonel Pangestu Widiatmoko.
“Kemarin kami bilang sedang lakukan pengejaran pelaku dengan korban anggota Marinir. Pelaku sudah kami tangkap dua orang,” Ungkap Kapolda, Irjen Nana Sudjana dalam konferensi pers secara daring di Jakarta Sabtu (7/11/2020).
Dalam keterangannya, Nana mengatakan, pembegalan dilakukan kedua pelaku tersebut tidak lah terencana.
Baik RHD maupun RY tidak mengetahui korban yang mereka begal adalah anggota Marinir TNI AL.
“Ketika melakukan aksinya kemarin, dia tidak tahu kalau itu anggota TNI. Kalau tahu anggota TNI, dia tidak akan berani,” ucap Nana.
Adapun pihaknya berhasil menangkap keduanya karena berdasarkan rekaman CCTV.
Dari rekaman itu, kedua pelaku terlihat melakukan upaya begal.
Selanjutnya, kepolisian melakukan penyelidikan hingga akhirnya bisa menangkap kedua pelaku.
Mereka tak hanya berdua, tapi ada kawanan lainnya masing-masing berinisial N dan D. Saat ini, keduanya masih dalam pengejaran.
“Mereka pakai kaos merah, celana jeans. Dan satu (pelaku) pake jaket putih dan calana jeans. Barang buktinya juga sudah ada,” ucap Nana.
Nana menjelaskan, selama beraksi para pelaku memiliki peran masing-masing. RHS berperan sebagai eksekutor dan tiga lainnya merupakan joki dan pengawas keadaan.
Dari pengakuannya kepada polisi, kawanan begal tersebut sudah lima kali melakukan aksi pembegalan di tempat berbeda.
“Mereka sudah lima kali melakukan aksi di kawasan Thamrin saat CFD, Sarinah, Kebayoran Baru, Gajah Mada, dan Mangga Dua,” ucap Nana.
Nana tak menjelaskan secara rinci apakah kedua pelaku pembegalan anggota marinir tersebut merupakan residivis atau tidak.
Termasuk juga barang bukti milik Kolonel Pangestu yang dibegal itu tak dijelaskan secara rinci.
Nana hanya menyampaikan pihaknya memperoleh barang bukti ponsel dari pelaku dan penadah.
“Kalau sudah sampai penadah ada transaksi jual beli, berarti harganya miring,” ujar Nana.
Meskipun demikian, Nana menuturkan, bahwa pihaknya tak hanya menangkap kedua pelaku begal RHD dan RY.
Melainkan lebih dari itu, yakni 22 pelaku begal sepeda selama operasi yang dilakukan dalam 2 pekan terakhir.
Dari 22 tersangka yang ditangkap, memang ada tersangka yang baru menjadi pelaku begal dan ada pula yang sudah berpengalaman.
“Rata-rata pelaku curat yang sebagian besar residivis. Tapi memang ada juga sebagian kecil merupakan pelaku baru, kemungkinan karena situasi pandemi,” ujarnya.
Nana mengungkapkan, dalam menjalankan aksinya pelaku biasanya mengincar sepeda mahal. Pelaku meyakini korban yang menggunakan sepeda mahal memiliki ponsel yang juga mahal. (Sumber : Kompastv)