BeritaTapanuli.com, Siantar – Duka mendalam dialami keluarga korban, Linda Situmeang (33) dan Sri Muliani Laoli (28).
Bahkan, tangisan histeris terdengar saat keluarga menjemput jenazah korban kebakaran kios yang berada di jalan Sisingamangaraja Siantar itu.
Salah seorang keluarga Almarhum Sri Muliani mengatakan, kedua korban merupakan sahabat karib.
Keduanya membuka usaha bersama dan menyewa sebuah rumah.
“Mereka sudah kenal lama, sudah ada lima tahun itu. Mereka jualan di rumah. Jualan pulsa, Gas dan bensin eceran,” kata Laoli, ditemui di ruang Forensik RSUD Djasamen Saragih, Minggu (18/10/2020).
Ia mengaku merasa kaget atas peristiwa naas itu, seraya tak menyangka kejadian yang menimpa kedua korban.
Apalagi sebelumnya keduanya tampak baik-baik saja dan tidak menunjukkan tanda-tanda apapun.
“Tadi pagi katanya masih belanja. Belanja keperluan untuk jualan gitu. Gak tau kenapa sudah begini,” ujar pria yang tinggal di Sibatubatu itu.
Tangis orangtua alm Srimuliani pecah saat tiba di RSUD Djasamen. Ani, sapaan Sri Muliani merupakan anak sulung dari 8 bersaudara asal Kisaran Kabupaten Asahan. Sementara Erlinda Situmeang merupakan warga asal Kota Sibolga.
Sebelum membuka usaha, Ani sempat tinggal di rumah keluarganya di Jalan Sibatu batu, Kecamatan Sitalasari Kota Pematangsiantar.
Seiring berjalannya persahabatan mereka, keduanya sepakat untuk ini menyewa rumah yang dijadikan tempat usaha di Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Bukit Sofa, Kecamatan Siantar Sitalasari.
Namun naas, rumah yang mereka sewa terbakar hari Minggu (18/10) sekitar pukul 09.15 WIB. Padahal menurut tetangga korban, Ningsih Simbolon, pagi itu kios mereka masih buka.
“Tadi kami dengar ada suara minta tolong, kami lihat ada api sudah besar, apalagi angin kencang. Kami pun gak tahu penyebabnya terbakar,” ujar Ningsih ditemui di lokasi kejadian.
Kapolsek Siantar Martoba, Iptu Amir Mahmud, menerangkan setelah api berhasil dipadamkan, kedua korban ditemukan dalam posisi berdekatan di lantai dasar rumah tersebut.
Kedua korban diduga terjebak dalam rumah dan tidak bisa menyelamatkan diri.
“Api masih belum kita ketahui dari mana asalnya. Masih kita selidiki. Entah karena masak atau korsleting listrik. Karena mereka ini jual gas, jual pulsa, jual bensin tempatnya di lantai bawah,” ujar Kapolsek itu.
Sementara itu, jenazah kedua korban diotopsi di ruang Forensik RSUD Djasamen Saragih, sebelum dibawa oleh keluarga masing masing ke tempat tinggal asal. (R)