BeritaTapanuli.com, Tarutung – Irigasi Hasak I, Kecamatan Tarutung yang jebol dua minggu lalu hingga kini belum ada perbaikan bahkan semakin parah, sehingga petani mengkuatirkan kekeringan mengancam ratusan hektar areal persawahan.
Jaringan irigasi Hasak I tersebut merupakan salah satu pemasok kebutuhan air bagi lahan pertanian yang tersebar di Tujuh Desa maupun Kelurahan di Kecamatan Tarutung.
“Kami sangat kuatir, entah kenapa pihak terkait belum juga memperbaikinya. Jika saja tidak ditangani segera, kerusakan di titik bangunan pengambilan air akan memicu berkurangnya suplai air pada areal pertanian atau persawahan warga yang seluas 300 Ha, itu” Ujar Martin Hutagalung.
Ia melanjutkan, kami minta agar Instansi terkait segera lah memperbaikinya. Tambahnya bersama Marolop Hutasoit (63), Sabtu (4/7) di Saitnihuta Tarutung.
Mereka menyebut, jebolnya jaringan irigasi tersebut, diduga akibat kurangnya kualitas proyek bangunan sebelumnya, yang dikerjakan dengan kondisi besaran air yang mengalir.
Padahal menurut marolop, irigasi ini merupakan jaringan pemasok air terbesar ke areal persawahan petani.
“Kami sebagai petani sangat membutuhkan jaringan irigasi ini untuk mengairi areal persawahan. Untung saja saat ini masih dalam kondisi musim panen, sehingga belum memerlukan air,” ujar Marolop.
Namun begitu, sebut Marolop, dengan jebolnya irigasi Hasak I maka suplai air berkurang dan dikhawatirkan kolam ikan masyarakat akan kekurangan air.
Demikian juga tanaman lainnya Holtikultura seperti sayuran dan cabai yang saat ini sedang digalakkan untuk menjaga ketahan pangan masyarakat akibat dampak pandemi corona, ujarnya.
Untuk melakukan antisipasi dan penanganan sementara, tampak Pemkab Taput melalui Dinas PUPR Taput menurunkan alat berat.
“Bangunan intake tersebut sudah beberapa kali mengalami kerusakan karena belum pernah dibangun permanen, apalagi kemarin dihantam hujan cukup deras,” ungkap Kadis PUPR Ir Dalan Simanjuntak, Sabtu (4/7).
Dalan juga mengatakan, jaringan Irigasi Hasak I itu merupakan kewenangan Propinsi Sumatera Utara, sehingga APBD Taput tidak boleh digelontorkan.
“Namun begitu, kita tetap melakukan upaya karena yang terdampak petani kita. Atas instruksi Pak Bupati, kita akan dilakukan penanganan darurat dengan menurunkan alat berat Excavator dan memberikan keranjang bronjong kawat siap pakai,” ujarnya.
Dalan Simanjuntak mengatakan, telah meminta Kepala Desa untuk menggerakkan masyarakat bergotong royong pada hari Jumat hingga Sabtu.
“Akan ada gotong royong di lokasi itu untuk melakukan penanganan. Itu upaya yang kita lakukan menunggu usulan ke Propinsi terealisasi,” katanya.
Dia menyebut, usulan ke Pempropsu yakni penanganan permanen dengan membangun bendungan.
“Sudah masuk dalam e-Musrenbang Propsu TA (Tahun Anggran) 2021 karena kewenangan Irigasi itu berada di tangan Provinsi. Sedangkan Pemkab Taput kembali akan menyurati Gubsu agar menjadi prioritas utama pada tahun 2021,” katanya. (Sumber : waspada.id)