Gerah Ulah Kudeta, Masyarakat Lakukan Perlawanan Hingga Aksi Bom ke Aset Junta

  • Whatsapp

BeritaTapanuli.com – Sedikitnya ratusan orang telah kehilangan nyawa usai aksi unjuk rasa di Myanmar.

Sejak peristiwa itu, perang saudara mulai terpicu hingga keganasan militer yang memaksa pengunjuk rasa harus takluk.

Namanya masyarakat, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Aksi serangan balas dendam pun mulai dilancarkan.

Termasuk serangan bom dilaporkan terjadi di beberapa wilayah di Myanmar.

Serangan itu diarahkan ke bisnis-bisnis milik junta militer yang melakukan kudeta kekuasaan.

Dilansir dari CNN Indonesia sebagai man dikutip media ini disebutkan dilaporkan media lokal The Irrawaddy, Selasa (6/4/2021).

Dengan alat peledak dilaporkan terjadi di kantor Mytel, operator telekomunikasi milik militer Myanmar di Bago akhir pekan kemarin.

Bom juga dilemparkan ke pos pasukan keamanan di gerbang selatan Pagoda Shwemawdaw di wilayah itu.

Sekitar 4 orang prajurit militer myanmar dikabarkan meninggal akibat serangan tersebut.

Baca juga  Honda Depak Adik Marc Marquez, Begini Kata Pengamat

Seorang karyawan di kantor Mytel wilayah Bago juga mengatakan, dua pengendara sepeda menyerang kantor tersebut dengan bom rakitan tetapi gagal menyala.

Di Shwemawdaw, ledakan terjadi tetapi tidak menyebabkan kerusakan serius.

“Mereka menyerang kantor Mytel dan penjaga di dekat gerbang pagoda. Tapi tidak ada ledakan di kantor Mytel,” kata seorang warga Bago.

Bom juga dilemparkan ke wilayah Tamu, Sagaing, area di dekat perbatasan India.

Empat tentara dilaporkan tewas akibat serangan granat yang dilemparkan ke dalam truk oleh warga setempat.

Hal ini merupakan aksi balasan setelah sebelumnya pasukan junta melepaskan tembakan Minggu (4/4/2021).

Aparat menargetkan pengunjuk rasa dan mencoba menghancurkan penghalang jalan yang dipasang oleh penduduk setempat.

Kondisi di Myanmar semakin hari semakin memprihatinkan. Hingga saat ini, lembaga pemerhati tahanan politik AAPP mencatat lebih dari 560 orang tewas akibat aksi kekerasan yang dilakukan junta militer Myanmar kepada warga.

Baca juga  Kementerian PPPA Sampaikan Kemajuan Peranan Perempuan Indonesia di Thailand

Warga menolak kudeta yang dilakukan terhadap pemerintahan sipil pimpinan Aung San Suu Kyi. Sudah dua bulan lebih demonstrasi berujung kekerasan terjadi.

Hal ini pun menyulut milisi-milisi etnis yang ada di negara itu untuk bersatu dan melawan aksi junta ini. Bahkan 10 milisi etnis bersenjata Myanmar telah memberikan dukungan penuh kepada pemerintahan baru buatan politisi pendukung Suu Kyi melalui Persatuan Pyidaungsu Hluttaw (CRPH).

CRPH membuat Piagam Demokrasi Federal untuk membentuk pemerintahan tandingan. Dengan ini konstitusi junta dianggap sudah usang.

Belum ada komentar lebih jauh dari perwakilan junta militer. Namun serangan terhadap Mytel sempat diberitakan media corong junta Myawady TV, di mana bom disebut sempat meledak dan membuat jendela rusak. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan